Link, Banjarbaru – Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru menjadi, wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tentunya, dari Karhutla tersebut banyak masyarakat yang terdampak dari kebakaran tersebut.
Dari itu, Pemerintah Kota (Pemko) melalui Kecamatan Liang Anggang mengadakan dialog dan audiensi bersama Wali Kota Banjarbaru. Dialog ini, bertujuan mendengarkan aspirasi masyarakat yang terdampak karhutla dan mencari solusi dalam penanggulangannya.
“Wilayah yang paling terdampak dan rawan Karhutla adalah Liang Anggang dan Landasan Ulin, sehingga hari ini diadakan sosialisasi bersama tokoh masyarakat, Forum RT RW dan LPM,” ujar H M Aditya Mufti Arifin, Wali Kota Banjarbaru, Kamis (31/8/2023).
Ia mengatakan, pihaknya menerima masukan dan saran dari masyarakat mengenai solusi penanganan karhutla.
“Tadi ada masyarakat yang memberikan solusi seperti mempergunakan kanal-kanal yang telah tersedia, atau menggunakan kantong air,” tambahnya.
Sementara Zaini, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru mengatakan bahwa prediksi BMKG puncak panas terjadi di September.
“Puncak panas itu terjadi di Bulan September, namun November masih ada panas,” ujar Zaini.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, saat ini pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov). Telah melakukan pembasahan lahan di beberapa tempat, salah satunya ada membuka embung di Guntung Damar Landasan Ulin.
“Pagi tadi bersama dengan Pemprov membuka embung untuk pembasahan, kurang lebih ada 1 hektar lahan yang dialiri air embung tersebut,” jelasnya
Zaini, menginformasikan saat ini sudah 471,039 hektar lahan yang terbakar. Untuk wilayah terluas adalah di Kecamatan Landasan Ulin, yaitu 227, 86 hektar. (wahyu/BBAM)