Link, Banjarbaru– Seberapa sering kalian menopang dagu? Tahukah kalian bahaya terlalu sering menopang dagu?
Simak penjelasan Dokter Spesialis Ortodonti Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Kota Banjarbaru, drg. Fidiyah Inayah, Sp. Ort mengenai bahaya dari kebiasaan menopang dagu.
“Jika menopang dagu dijadikan kebiasaan, dan dilakukan secara berulang-ulang makan akan menimbulkan dampak buruk,” ujarnya.
Dampak buruknya seperti, rahang menjadi asimetris tidak sama antara bagian kanan dan kirinya. Hal ini tentunya, alan mempengaruhi bentuk wajah jadi tidak simetris, kemudian mempengaruhi letak susunan gigi.
“Karena pola dari rahangnya sudah berubah, sehingga letak dan susunan gigi jadi tidak beraturan, ini disibut maloklusi gigi,” tambahnya.
Kita maloklusi gigi terjadi, maka akan berefek panjang dampak buruk jadi gigi akan sulit untuk dibersihkan. Dari pembersihan susah maka akan terjadi karies gigi,kemudian juga gusi-gusi akan manjadi kemerahan dan berdarah.
“Lalu timbul bau mulut, kemudian juga akan mengakibatkan efektifitas dari mengunyah makanan menjadi tidak optimal. Ini dapat mempengaruhi dari pencernaan,” pungkasnya.
Ia pun memberi tips, untuk mengurangi kebiasaan menopang dagu. Seperti, menanamkan kesadaran kepada pasien tentang dampak buruk dari kebiasaan menopang dagu. Ketika pasien sudah tahu dampak-dampak buruk yang terjadi, maka pasien kali pasien akan melakukan kebiasaan itu pasti pasien akan lebih memperhatikan diri.
“Pasien bisa mengontrol diri untuk menghentikan kebiasaan tersebut, lama kelamaa kebiasaan itu akan berhenti. Namun, jika terjadi pada anak-anak dan kesadaran belum bisa ditanamkan. Maka perlunya peran orang tua untuk mengingatkan,” jelasnya. (wahyu/BBAM)