Lin, Tapin – Program Penanaman Serentak Agroforestry Tanaman Pangan (padi lahan kering dan MPTS) di 6 provinsi telah dilaksanakan. Di Kalsel, Gubernur H. Muhidin melalui Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H. Isharwanto melaksanakan program tersebut di KT Lestari, Desa Asam Randah, Kecamatan Hatungun, Kabupaten Tapin pada Selasa (4/2/2025) siang.
Provinsi Kalimantan Selatan menjadi salah satu dari lokasi kegiatan penanaman serentak yang dilakukan di 6 provinsi yaitu Lampung, Jawa Barat, Nusantara Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Maluku Utara.
Pada penanaman padi lahan kering ini berjenis situ bagendit, kemudian tanaman MPTS (1000 batang) seperti durian (250 batang), mangga (250 batang), alpukat (250), jambu kristal (150) dan pampakin (100 batang).
Dimulainya penanaman serentak, Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Fahrizal Fitri didampingi Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, H. Isharwanto dan Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemda Tapin, H. Zainal Abidin bersama jajaran forkopimda lainnya. Lalu, mereka juga melakukan Manugal secara tradisional.
“Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia atas perhatian dan komitmen yang luar biasa dalam mendukung program ketahanan pangan,” sampai Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H. Isharwanto.
Menurut Isharwanto, ketahanan pangan diwujudkan melalui pendekatan inovatif yang mengintegrasikan sektor pertanian dan kehutanan secara berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Selatan sangatlah baik ke depan.
Isharwanto memandang, kegiatan penanaman serentak penanaman padi lahan kering yang dipadukan dengan tanaman produktif kehutanan merupakan terobosan yang sangat tepat. Pendekatan ini, baginya tidak hanya menjawab tantangan ketahanan pangan, tetapi juga sekaligus memperhatikan aspek pemberdayaan petani dan masyarakat.
“Apalagi, Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi luar biasa di bidang pertanian dan kehutanan. Melalui program-program ketahanan pangan yang terintegrasi, kami berharap bahwa kedua sektor tersebut dapat berjalan beriringan,” ungkap Isharwanto.
Seiring waktu, Isharwanto ingin saling menguatkan dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Dia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi model yang akan menginspirasi, memberdayakan masyarakat sekitar hutan.
“Dan meningkatkan kesejahteraan petani, tentu juga pada saat yang sama menjaga kelestarian lingkungan kita,” pungkasnya.
Sementara itu Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Fahrizal Fitri menjelaskan bahwa menanam di kawasan hutan yang disebut Perhutanan Sosial. Berdasarkan target Kalsel itu sekitar 600 hektare yang terdiri dari buah-buahan dan tanaman pangan.
“Penanaman pangan itu jenis bibit padi Gogo dengan varietas Situ Bagendit. Ini merupakan program yang bekerjasama Kementrian Kehutanan dan Kementerian Pertanian kepada pemerintah daerah yaitu Pemprov Kalsel dan Kabupaten Tapin dalam rangka mendukung swasembada pangan,” tegas Fahrizal.
Secara nasional, Fahrizal menyebut sudah disiapkan sekitar 1.1 Juta hektare sehingga program ini sangat berdampak besar dalam ketahanan pangan. Dia menegaskan, program ini tidak membuka lahan baru tetapi lahan yang sudah tidak difungsikan maka direvitalisasi kembali dengan penanaman tersebut.
Fahrizal menilai, program dari penanaman ini sangat baik untuk mengisi lahan-lahan yang kritis atau tidak terpakai selama ini menjadi berguna dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Kita harapkan swasembada pangan tercapai. Kedua, berkenaan dengan peningkatan kesejahteraan petani sekitar,” tandasnya.
Diketahui bahwa Desa Asam Randah, Kecamatan Hatungun, Kabupaten Tapin ini luas areal persetujuan 210 Hektare (Ada 4 titik lokasi) dan memiliki jumlah anggota sebanyak 27 KK. Dan luasan lokasi penanaman padi sekitar 1 Hektare ke depannya. (tri/BBAM)