Link, Jakarta – Pasca gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar meluas. Bukan hanya gedung-gedung dan infrastruktur saja hancur, ribuan nyawa pun dilaporkan tewas. Sementara sejauh ini belum didapat informasi terkait WNI yang menjadi korban.
“Sejauh ini sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay telah melaporkan dalam keadaan baik. Total WNI yang berada di Myanmar tercatat sekitar 250,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha Judha, Minggu 30/3/2025 sebagaimana dirilis RRI.
KBRI Yangon dan KBRI Bangkok tambahnya, menghimbau kepada para WNI untuk tetap waspada atas gempa susulan dan segera menghubingi hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat. Hotline KBRI Yangon: +95 9 503 7055 dan hotline KBRI Bangkok: +65929031103
Sementara, wilayah Myanmar berdasarkan pantauan media setempat bahwa titik gempa merusak sejumlah infrastruktur di Mandalay. Salah satunya melumpuhkan Old Sagaing Bridge yang menghubungkan Kota Mandalay dengan Sagaing Region.
Pemerintah Myanmar juga telah menetapkan status darurat bencana. Sedangkan, untuk wilayah Thailand, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat.
Ia juga dan memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer. Bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi juga disiagakan.
Bangkok Metropolitan Authority telah merilis nomor hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resminya. Nomor ini digunakan untuk menerima laporan warga terdampak gempa.
“Sejauh ini belum terdapat laporan adanya WNI di Thailand yang menjadi korban gempa. Total jumlah WNI yang tercatat menetapndi Thailand sejumlah 2.379 orang,” ujar Judha menutup keterangannya.
Di bagian lain dilaporkan, Junta penguasa Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu bahwa sedikitnya 1.644 orang tewas dan lebih dari 3.400 orang terluka di negara itu, dengan sedikitnya 139 orang lainnya hilang.
Namun dengan komunikasi yang tidak dapat diandalkan, skala sebenarnya dari bencana tersebut masih belum jelas di negara yang diperintah militer yang terisolasi itu, dan jumlah korban diperkirakan akan meningkat secara signifikan.
Gempa pada Jumat telah meruntuhkan gedung-gedung, merobohkan jembatan dan membuat jalan-jalan tertekuk, dengan kerusakan massal terlihat di kota berpenduduk lebih dari 1,7 juta orang, kota terbesar kedua di Myanmar.
Diketahui, Myanmar diguncang gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo, Jumat (28/3/2025), dengan episentrum berada di wilayah Sagaing, dekat Mandalay. Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dengan sekitar 1 juta penduduk, mengalami dampak besar dari gempa ini.
Melansir dari CNN, getaran kuat bahkan terasa hingga ibu kota Thailand, Bangkok. Getaran tersebut menyebabkan kepanikan di kalangan warga yang berlarian keluar dari gedung-gedung yang bergoyang.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan suasana mencekam dengan debu memenuhi udara akibat guncangan. Lalu lintas kota tiba-tiba terhenti karena warga berusaha menyelamatkan diri. (spy)