Ditetapkan sebagai kawasan Geopark Meratus, Objek wisata Kahung kini menjelma sebagai objek wisata alam tujuan para penikmat keindahan. Berbeda sebelumnya yang terbatas pada kunjungan para kelompok-kelompok pecinta alam dan peneliti. Pun dengan Desa Belangian yang kini menjelma sebagai desa wisata yang begitu eksotik.
Objek wisata Kahung tidak terlepas dari keberadaan Desa Belangian Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Mengingat objek wisata yang mulai dikenal pada awal Tahun 1980-an setelah ekspedisi Kompas Borneo Universitas Lambung Mangkurat tersebut, berada di wilayah Desa Belangian.
Berada di pinggiran sungai, desa yang dulunya sangat sederhana secara umum tidak berubah. Deretan rumah-rumah warga saling berhadapan dibelah ruas jalan desa berjajar dengan rapinya. Sementara di halaman setiap rumah tersedia kran air lengkap dengan sabun cuci tangan.
Kesadaran desa yang dihuni 350 jiwa denga 105 KK terhadap pelestarian alam berbasis ekonomi kerakyatan patut diapresiasi.
“Kami sadar untuk bisa mensejajarkan desa yang letaknya sangat terpencil kami harus mengoptimalkan potensi yang ada. Salah satunya keberadaan Lembah Kahung yang memang sejak puluhan tahun silam menjadi tujuan dari kawan-kawan organisasi pecinta alam,” ungkap mantan Kepala Desa Fahruddin saat berbincang dengan Linkalimantan.com, Sabtu 19 Juli 2025.
Perlu diketahui, bersama Asriayani, Fahruddin merupakan tokoh masyarakat yang tak pernah bosan berinteraksi dengan pihak-pihak luar. Baik para pecinta alam, penggiat alam bebas, pemerintahan hingga panggiat ekonomi terbarukan di Desa Belangian.
“Alhamdulillah, selain banyak mendapatkan kunjungan-kunjungan tokoh-tokoh penting kami juga kerap keluar daerah untuk melihat sekaligus belajar di daerah lain yang berhasil memaksimalkan potensi alam untuk kepentingan desa,” ungkap Fahruddin.
Kebetulan juga ungkapnya, seluruh warga Desa Belangian tergabung dalam satu wadah organisasi yakni Muhammadiyah.
“Nah dari banyaknya masukan dan belajar di daerah lain itulah memberikan dampak sangat positif bagi kami. Hasilnya, anda bisa lihat dan bandingkan dari masa ke masa,” katanya sembari tersenyum.
Puncaknya ungkap mantan kepala desa dua periode ini, saat Lembah Kahung masuk dalam situs Geopark Meratus 2018 lalu semua angan-angan menuju terwujudnya Desa Wisata terasa mudah.
Senada itu, Asriyani, keberadaan Pokdarwis di Desa Belangian sendiri terbentuk sebelum status Geopark, tepatnya sejak tahun 2013 telah dibentuk olah Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan.
“ Untuk wisata yang ada di Desa Belangian air terjun, tanaman Pohon besar seperti Pohon Binuang Laki dengan ketinggian 50 meter, usia sekitar 70 tahun,” terangnya.
Pria bestatus sebagai guru ini pun bersyukur mengingat Desa Belangian menjadi desa dengan keindahan alam yang lestari, hutan hujan tropis kahung yang luas dan terjaga.
“Tak kalah penting, perekonomi masyarakat di sini juga tumbuh begitu luar biasa. Sumber-sumber mata pencaharian bertambah dan tak lagi hanya bertopang sebagai petani, peternak dan nelayan saja. Ekonomi dari sektor jasa wisata berkembang sangat maju,” ujarnya sumringah. (yan)