Bismillahirrahmanirrahim
Pada dasarnya hidup ini adalah sebuah perjalanan panjang, dan di sepanjang perjalanan itu akan bertemu banyak kata, banyak peristiwa, banyak kejadian yang dapat ditafsirkan dengan berbagai cara. Dalam sebuah perjalanan jelas dibutuhkan penentu arah, dalam hal ini kompas batin menjadi hal mutlak.
Safariyansyah, Budayawan Spiritualis
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan
Dari sekian panjangnya bahasan Ngaji Dialog bertajung Realitas Kehidupan di Beranda Lestari kediaman DR Mada Teruna, sang Birokrat Spiritualis, pada penghujung kajian, dalam mengarungi perjalanan membutuhkan alat penentu arah dalam hal ini Kompas Batin.
Di sepanjang perjalanan itu akan bertemu banyak kata, banyak peristiwa, banyak kejadian yang dapat ditafsirkan dengan berbagai cara. Tapi ingat satu hal ini; tafsiran itu tidak datang dari luar diri melainkan dari dalam hati sendiri.
Jika hati mu penuh dengan keburukan, maka segala sesuatu yang dalang kepada mu akan terasa menyakitkan
Jika hati mu penuh dengan kecurigaan, maka semua orang akan terlihat seperti musuh.
Jika hati mu penuh dengan kemarahan, maka dunia akan terasa seperti medan perang.
Tapi jika hati mu dipenuhi dengan cahaya, maka bahkan di dalam kesulitan pun kau bisa melihat harapan. Bahkan dalam hinaan kau dapat menemukan pelajaran, bahkan dalam kekalahan kau bisa temukan kebijaksanaan.
Dunia ini adalah cermin dari hati mu sendiri. Apa yang kau lihat di luar diri mu sebenarnya adalah refleksi dari apa yang ada di dalam diri mu.
Jadi pertanyaannya sekarang adalah; Hati mu itu dipenuhi oleh apa?
Dalam Alquran surat as Assyu’ara, disebutkan “ Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”
Ayat ini mengingatkan bahwa harta dan keturunan bukan jaminan keselamatan (di akhirat). Satu-satunya yang bernilai di sisi Allah adalah hati yang bersih qalbun salim. Yaitu hati yang penuh ketakwaan, bebas dari kesyirikan, kebencian, dan penyakit hati lainnya.
Dan ayat ini juga juga selaras dengan (konsep) bahwa hati sebagai kompas batın, karena hanya hatı yang suci yang bisa mengarahkan seseorang menuju keselamatan sejati. Hanya hati yang murni yang akan menyelamatkan seseorang.
Qalbun salim adalah hati yang ikhlas (tulus, penuh keimanan, dan selalu condong pada kebaikan. Hati inilah yang menjadi kompas batin, membimbing seseorang menuju jalan lurus dan membentuk realitas hidup yang penuh makna. Jadi, meemperbaiki hidup dimulai dan memperbaiki hati
AFWAN
WASSALAM