Kamis, Maret 28, 2024

Balada Perempuan Paruh Baya Berbaju Badut

Link, Banjarbaru – Perempuan Paruh Baya Berbaju Badut di Depan Swalayan, Demi Cucu dan Suami Lumpuh.

Usia sudah lebih paruh baya, namun semangatnya mencari rejeki halal tak pernah pudar. Meski untuk itu, Halimah harus berjuang membanting tulang, bermandi peluh dengan menjadi seorang badut jalanan.

Mengenakan kostum badut anak laki-laki berpenutup kepala serupa peci, perempuan berusia 55 tahun ini saban hari mangkal di depan salah satu toko retail modern di kawasan Jalan Trikora, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Di sana, dari dalam kostum badutnya, Nenek Halimah, begitu ia biasa, tak jenuh berdiri sembari terus menganggukan kepala, menggerakkan pinggul, dan melambaikan tangan. Dari apa yang dilakukan, ia berharap para pengunjung toko, terutama yang datang bersama anaknya terhibur dan mau berbagi sedikit rejeki untuknya.

Sambil terus berdiri, ia tak dapat lena. Karena di salah satu sudut toko, ada seorang bocah laki-laki yang tetap harus dijaganya. Itu adalah cucunya. Ya, sembari ngamen menjadi badut, Nenek Halimah juga masih harus merawat cucu yang tinggal bersamanya sejak masih bayi.

Menurutnya, mengais rejeki menggunakan kostum badut awal juga lantaran cucu. ā€œAwalnya dari cucu saya yang ingin foto dengan badut di jalan tapi takut. Dari itu saya saya berinisiatif menjadi badut buat nyenengin cucu,ā€ kata Nenek Halimah ditemui wartawan linkalimantan.com, Sabtu lalu.

Baca Juga  Haul Sekumpul, Dishub Banjarbaru Fokuskan Personel di 4 Titik Posko

Inisiatif lain lantas mengikuti. Dari yang semula ingin menyenangkan cucu, menjadi sebuah mata pencarian. Itu dilakukan sejak Ramadhan tahun lalu lantaran sang suami tak lagi dapat bekerja. ā€œSuami saya lumpuh di rumah. Jadi saya yang bekerja,ā€ imbuhnya.

Halimah punya 13 anak. Meski demikian ia tak ingin berpangku tangan dan berharap dari pemberian anak-anaknya. Terlebih lagi kondisi perekoniman anak-anaknya belum dapat dikatakan baik. Bahkan ada juga anaknya yang melakoni pekerjaan sebagai badut jalanan di lokasi lain.

Diakuinya, penghasilan menjadi badut tak bisa dipastikan. Bergantung ramai tidaknya pengunjung toko. Jika sedang ramai, ia dapat membawa pulang uang Rp100 ribu. Tapi jika sedang sepi, hanya separuhnya.

Namun begitu ia tetap bersyukur. Karena dengan menjadi badut, setidaknya dapat membahagiakan sang cucu, juga para pengunjung toko. ā€œSemoga itu menjadi berkah,” tuturnya. (ita/link)

TERPOPULER