Link, Banjarbaru – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan adaptif masyarakat terhadap kondisi cuaca. Dalam hal ini Stasiun Meteorologi melaksanakan kegiatan Masyarakat Indonesia Siaga dan Adaptif Informasi Cuaca (MOSAIC) Tahun 2025.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Ota Welly Jenni Thalo, menjelaskan bahwa MOSAIC merupakan program edukasi yang bertujuan membangun masyarakat yang tanggap dan mampu merespon informasi cuaca secara tepat.
Tidak hanya menyampaikan prakiraan cuaca, tetapi juga mempersiapkan publik dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, termasuk mengajak publik lebih memahami informasi cuaca serta dampaknya.
“Mosaik itu masyarakat Indonesia siaga dan adaptif terhadap informasi cuaca. Tujuannya adalah peningkatan pemahaman informasi cuaca sekaligus meminimalisir dampak hidrometeorologi. Ke depan, bukan hanya hujan atau suhu yang kami sampaikan, tetapi juga informasi berbasis dampak serta bagaimana seharusnya respon masyarakat,” ujar Ota di salah satu hotel di Banjarbaru, Rabu (26/11/2025).
Menurutnya, Kalimantan Selatan telah memasuki puncak musim hujan pada periode November hingga Februari, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan. Salah satu dampak yang paling berpotensi terjadi ialah banjir, terutama pada kawasan dengan karakteristik wilayah yang didominasi aliran sungai dan tanah yang mulai jenuh air.
“Wilayah kita dikenal dengan seribu sungai. Dengan kondisi tanah yang jenuh, hujan intensitas rendah hingga sedang pun bisa menyebabkan genangan. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun lereng harus lebih waspada,” ujarnya.
BMKG juga mengingatkan pengalaman banjir besar pada 2021 akibat fenomena siklon tropis, yang menjadi pelajaran penting terkait pentingnya kesiapsiagaan berbasis informasi cuaca.
Ota menegaskan, penyebaran informasi cuaca berbasis dampak tidak dapat berjalan sendiri. BMKG bekerja sama dengan berbagai stakeholder, mulai dari instansi kelautan, KSOP, Disnav, hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai garda terdepan penyebarluasan informasi ke masyarakat.
“Kolaborasi ini berperan penting. BMKG mengeluarkan informasi, BPBD dan instansi terkait meneruskannya hingga ke tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa. Kami juga ingin melihat respon masyarakat; apakah ketika ada potensi banjir masyarakat bersiap mengungsi, menjauh dari kawasan rawan, dan mengambil langkah mitigatif,” katanya.
Program MOSAIC diharapkan menjadi penggerak perubahan perilaku masyarakat terhadap informasi cuaca tidak hanya mengetahui, tetapi memahami dan bertindak cepat untuk mengurangi risiko bencana.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis BMKG dalam mendorong terwujudnya masyarakat Kalimantan Selatan yang lebih tanggap bencana, khususnya menghadapi musim hujan yang sedang berada di puncaknya

