Link, Martapura – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menggelar apel dan simulasi gladi kesiapsiagaan terhadap bencana banjir, di Lapangan Putra Bulu Desa Awang Bangkal Barat. Kecamatan Karang Intan, Selasa (10/9/2024) pagi.
Apel dan gladi kesiapsiagaan bencana banjir dipimpin oleh Bupati Banjar H Saidi Mansyur diwakili Plt Kepala Pelaksana BPBD Banjar Warsita, dihadiri 300 personel dari berbagai organisasi dan lembaga yang ada di Desa Awang Bangkal Barat.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Banjar Warsita mengatakan, untuk menguji kesiapan personel dan peralatan perlu dilaksanakan simulasi gladi, sehingga penggunaan peralatan penanggulangan bencana banjir dapat dengan cepat dan tepat dimobilisasi dan dimanfaatkan di lokasi bencana. Agar dalam memberikan pertolongan penyelamatan dan evakuasi dapat meminimalisir dampak kerusakan maupun korban jiwa.
Menurutnya, penting untuk menyiagakan sumber daya perangkat daerah, masyarakat dan dunia usaha guna antisipasi terjadinya bencana terutama di kawasan rawan bencana.
“Untuk itu seluruh perangkat daerah terkait, camat, hingga kades dan organisasi kemasyarakatan harus tanggap dalam menyikapinya,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, langkah-langkah strategis dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti melakukan pemetaan daerah rawan bencana berdasarkan dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB), menyusun rencana evakuasi, rencana kontijensi dan mengoptimalkan anggaran belanja tidak terduga. Selain itu, diperlukan pemantauan secara cermat dan berkelanjutan untuk mengetahui situasi terkini serta mensosialisasikan dan menyebarluaskan informasi bencana dengan menggunakan berbagai media berbasis pada data bencana yang dikeluarkan instansi pemerintah.
“Apabila terjadi bencana, perangkat daerah terkait segera melakukan pendataan jumlah korban dan kerugian serta pemenuhan kebutuhan dasar korban terdampak sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM),” ujarnya.
Berbagai upaya dan rencana kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir harus dilaksanakan dan ditindaklanjuti. Tidak hanya di tingkat kabupaten tetapi yang lebih penting lagi di tingkat kecamatan dan desa.
“Peran kepala perangkat daerah terkait dan camat sangat penting dalam laporan tentang kesiapan daerahnya dalam mengurangi dampak bencana. Tidak hanya berhenti pada paparan, tapi harus dilaksanakan, diawasi dan terus dilakukan evaluasi,” katanya.
Dijelaskan, Kabupaten Banjar didominasi oleh rawa dan dilalui banyak sungai. Kondisi ini merupakan salah satu pemicu terjadinya bahaya bencana hidrometeorologi. Untuk itu butuh komitmen, kerja keras serta keseriusan untuk mengantisipasi agar dapat meminimalisir dampak dan kerugian akibat bencana.
“Ini menjadi edukasi yang baik sehingga apabila terjadi bencana, para petugas, pengelola atau pemilik usaha dan tamunya dapat mengetahui dan mengatasi situasi, sehingga risiko bencana dapat diperkecil,” tutupnya. (wahyu)