Bismillahhirahmannirahim
Materialme dan instanisme begitu mendominasi dalam kehidupan sosial masyarakat. Semua kalangan seolah berlomba-lomba mengejar materi dengan berbargai cara. Termasuk melalui cara-cara instan. Ajaran-ajaran sekuler dijadikan landasannya, sementara ajaran-ajaran agama yang dikemas dalam kearifan budaya lokal kini hanya tersisa serimoni belaka.
Sapariyansyah, BUDAYAWAN SPIRTUAL.
Catatan Dari Beranda Kota Martapura
Berpuluh tahun silam di Beranda Kota Martapura seringkali kita menyaksikan orang-orang tua (tokoh masyarakat, ulama maupun guru) duduk berbaur dengan bermacam kalangan. Dari kalangan anak-anak, muda maupun dewasa. Hingga akhirnya muncullah istilah budaya merotet di tumpakan.
Budaya merotet di tumpakan (beranda) kini tak lagi mudah didapati. Salah satunya lantaran telah terkikis ajaran-ajaran sekuler yang dibalut dengan kalimat lisptik modern. Padahal budaya merotet di tumpakan syarat dengan nasehat-nasehat dalam mengarungi kehidupan. Begitulah dulu salah satu cara para pendiri negeri ini menyampaikan hal-hal baik sesuai ajaran agama. Tentu saja ajaran Agama Islam.
Masa demi masa terus bergulir diikuti dengan perubahan zaman dan generasi. Pola-pola kehidupan budaya pun turut berubah, seiring dengan begitu dahsyatnya ajaran-ajaran sekuler yang begitu cepat menggerogoti budaya-budaya mulia. Termasuk budaya merotet di tumpakan yang syarat dengan nasehat-nasehat kehidupan.
Realitasnya, pandangan materialisme dan instanisme telah memasuki ruang-ruang kehidupan. Tak terkecuali dalam dunia panggung politik. Keberadaan para pembimibing tak lagi dominan dalam meraih tujuan. Cara-cara pintas (instan) menjadi pilihan favorit.
Begitulah realitanya. Padahal dalam kehidupan ini ada sesuatu yang teramat penting bahkan tanpa ada sesuatu ini, kita tidak pernah memperoleh sesuatu. Sebagai hamba Allah kita tidak mampu melaksanakan perintah-Nya. atau tidak mampu meninggalkan larangan-Nya tanpa sesuatu itu.
Karena sesuatu itu merupakan kebutuhan kita setiap saat. Setiap hari kita minta kepada Allah agar memiliki hal ini. Karena tanpa hal ini hampa jadinya. Bahkan kita tidak bisa mengabd kepada Allah, tidak bisa mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan apapun yang kita miliki dan tidak akan pernah mengantarkan kita untuk memperoleh kebahagiaan di sisi-Nya
Sesuatu itu adalah taufik: bimbingan dari Allah. Taufik adalah sesuatu yang paling berharga nilainya dalam kehidupan kita, karena tanpa ini sebagai mukmin maka tidak akan berarti apapun semua yang kita miliki.
AFWAN
WASSALAM