Minggu, Desember 14, 2025
Google search engine
BerandaHeadlineDunia Politik Itu Seni dan Penuh Kemuliaan

Dunia Politik Itu Seni dan Penuh Kemuliaan

Bismillahhirahmannirahim
Dunia Politik hanya instrument dan memiliki sifat netral. Baik buruknya tergantung siapa pengendaranya. Kemuliaan pasti diperoleh ketika politik itu dijalankan olah mereka yang memiliki niat tulus untuk membangun negeri. Begitu juga sebaliknya.

SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL
Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan

Dunia politik kerap kali diasumsikan dengan aktifitas yang kotor, keji hingga kejam. Hingga akhirnya opini tersebut berhasil membawa pola fikir masyarakat hingga orang-orang baik pun enggan memasuki dunia yang sebenarnya bersifat netral. Hasilnya seperti yang saat ini tengah dirasakan sebagian rakyat Indonesia.

Negeri Serambi Makkah tak luput dari fenomena diatas. Padahal diera sebelum 10 tahun silam, panggung politik di wilayah para Wali Allah ini banyak melibatkan alim ulama, guru hingga tokoh masyarakat dalam arti dan fungsi sesungguhnya.

Mengkilas balik panggung politik di ranah Serambi Makkah memang tidak terlepas dari peranan para ulama dan tokoh masyarakat. Keberadaan mereka hampir merasa di seluruh partai politik yang ada.

“Kultur di Negeri Serambi Makkah kita ini ya memang begitu. Keberadaan dan peranan ulama ada di seluruh sendi kehidupan. Baik dari kelompok paling kecil (keluarga) hingga kehidupan berbangsa dan bernegara,” begitu kata seorang kawan.

Kalimat seorang kawan tadi pun memang sesuai dengan realita yang ada. Nyaris tidak ada lagi tokoh kultur di dalam  gedung DPRD Banjar yang notabene rumah rakyat itu. Kisruh hingga ketidakharmonisan dalam menjalankan roda pemerintahan justru mendominasi.

“Legislatif dan eksekutif tidak berkecocokan. Akibatnya program-program pembangunan tidak berjalan maksimal,”

Jujur-jujur saja, belakangan ini panggung politik memang sedang tidak baik-baik saja. Dimana salah satunya faktor finansial dijadikan panglima dalam meraih kekuasaan. Kecerdasan hingga kultur tak lagi penting bagi mereka. Tidak berlebihan jika saya istilahkan telah terjadi canibalisme suara dalam meraih kursi kekuasaan.

Pendeknya jangankan terhadap musuh, terkadang temang se kelompok pun harus dihabisi demi menuntaskan keinginan personal dalam meraih kekuasaan. Mereka seolah-olah lupa jika ujung kehidupan itu adalah kematian.

Sayyidina husain berkata: Kalau engkau meyakıni bahwa la adalah Tuhanmu sedangkan engkau hidup di buminya, kamu memakan rizki dari-Nya dan kartu selalu dilihat oleh-Nya. Serta tidak mampu untuk menolak kematian, maka bagaimana kelak engkau akan melakukan dan melanggar nya? Karena bahwasanya Allah selalu melihat apapun perilaku hamba-Nya.

QS.Albaqarah 284 Allah berfirman.
“Milik Allah apa yang ada dibumi, jika kamu nyata- kan apa yang ada dihatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki dan Allah maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Segala apapun yang kau ungkapkan atau rahasiakan Semua dalam pantauan Allah, baik ketika sedang sendirian atau bersama orang lain (keramaian) dan semua itu ada Catatannya apapun yang kita lakukan.

AFWAN
WASSALAM

BERITA TERKAIT

BERITA TERBARU