Jumat, April 19, 2024

Epilepsi Adalah Penyakit Akibat Gangguan Otak

 

Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Hal ini menyebabkan penderitanya mengalami kejang secara berulang pada sebagian atau seluruh tubuh.

Dilansir  www.fimela.com, Biasanya, otak terus menerus menghasilkan impuls listrik kecil dalam pola yang teratur. Impuls ini berjalan di sepanjang neuron, jaringan sel saraf di otak dan ke seluruh tubuh lewat pembawa pesan kimia yang disebut neurotransmiter.

Pada penyakit ini, ritme listrik otak cenderung menjadi tidak seimbang, mengakibatkan kejang berulang. Pada pasien dengan kejang, pola listrik normal terganggu oleh ledakan energi listrik yang tiba-tiba dan sinkron yang bisa secara singkat memengaruhi kesadaran, gerakan, atau sensasi mereka.

Epilpesi biasanya didiagnosis setelah seseorang mengalami setidaknya dua kali kejang yang tidak disebabkan oleh beberapa kondisi medis yang diketahui, seperti penghentian alkohol atau gula darah yang sangat rendah. Jika kejang muncul di area tertentu di otak, maka gejala awal kejang seringkali mencerminkan fungsi area tersebut.

Menurut Epilepsy Foundation, epilepsi memengaruhi 50 juta orang di seluruh dunia. Kejang  mungkin terkait dengan cedera otak atau genetika, tapi 70% pasien epilepsi, penyebabnya tidak diketahui.

Epilepsi memengaruhi lebih dari 300.000 anak di bawah usia 15 tahun dan lebih dari 90.000 anak muda dalam kelompok mengalami kejang yang tidak bisa diobati secara memadai. Tingkat serangan mulai meningkat saat individu menua, terutama saat mereka mengembangkan stroke, tumor otak, atau penyakit Alzheimer, yang semuanya bisa menyebabkan epilepsi.

Baca Juga  Dampak PMK, Harga Daging di Banjarbaru Naik

Lebih banyak pria daripada perempuan yang menderita epilepsi. Dan menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, 20% pasien mengalami kejang yang tidak bisa diatasi, kejang yang tidak merespon pengobatan.

Penderita epilepsi harus mendapatkan penanganan tepat. Penderita harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami kejang disertai demam tinggi, epilepsi terjadi saat hamil, hingga kejang selama lebih dari lima menit.

Epilepsi tidak dapat disembuhkan. Namun, ada obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi frekuensi kejang. Jika pemberian obat-obatan tidak cukup efektif, dokter dapat merekomendasikan operasi.

Penderita gangguan kesehatan tertentu dapat menurunkan risiko terkena epilepsi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan tidak merokok. Sedangkan pada ibu hamil, risiko terjadinya epilepsi pada bayi dapat dikurangi dengan rutin memeriksakan kandungan.

Dilansir www.alodokter.com penderita epilepsy tidak hanya mengetahui kapan harus ke dokter, penderita juga harus mengetahui cara pengobatan epilepsi, meski hingga saat ini belum ada metode pengobatan yang tepat. Namun demikian, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk menstabilkan aktivitas listrik di otak, antara lain: Mengonsumsi obat anti kejang atau anti epilepsy. Melakukan terapi stimulasi saraf vagus, diet ketogenik, dan deep brain stimulation. Operasi mengangkat bagian kecil di otak yang menyebabkan kejang atau memotong jalur saraf di dalam otak yang menyebabkan kejang.(spy/bbs)

spot_img
spot_img
spot_img

TERPOPULER

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img