Jumat, Mei 17, 2024

Gempa Terkini, Gempa Magnitudo 6.4 Guncang Garut

Jakarta – Belum kering air mata warga Cianjur, kini giliran warga Garut, Jawa Barat harus menghadapi bencana gempa bumi kembali. Dibanding gempa Cianjur magnitudo 5,6 yang terjadi pada 21 November 2022, gempa yang melanda Garut lebih besar yakni magnitude 6.4. Namun, getaran gempa Garut pada hari ini tidak sebesar gempa Cianjur.

 

Gempa terkini di  Indonesia pada Sabtu 3 Desember 2022 sore ini, BMKG merilis, gempa bumi sore ini terjadi di barat daya Garut, Jawa Barat atau Jabar. Dalam rilisnya,BMKG menyebut gempa terjadi di barat daya  Garut Jawa Barat sore ini magnitudo 6.4.

 

BMKG menyebut gempa terkini di barat daya Garut Jawa Barat sore ini terjadi sekira pukul  16:49:41 WIB

 

Lokasi terjadinya gempa di barat daya Garut Jawa Barat sore ini di koordinat 7.51 LS,107.52 BT

 

Dengan pusat gempa berada di 52 km barat daya Garut Jawa Barat.

 

BMKG menyebut gempa di barat daya Garut Jawa Barat sore ini terjadi di kedalaman 118 km.

 

Info BMKG, gempa di barat daya Garut Jawa Barat sore ini tak berpotensi tsunami.

 

“#Gempa Mag:6.4, 03-Des-22 16:49:41 WIB, Lok:7.51 LS,107.52 BT (52 km BaratDaya KAB-GARUT-JABAR), Kedlmn:118 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG,” tulis BMKG di Twitter resminya.

 

Sementara itu dilansir dari https://kabar24.bisnis.com/, gempa Garut ini gempa terasa hingga Ciamis, Kalapanunggal, Tasikmalaya, Pamoyanan, Panimbang, Bogor hingga Jakarta dan sekitarnya. Hingga sejauh ini belum ada laporan korban yang ditimbulkan.

Baca Juga  Gempa Terkini Guncang Karo M 4,7

 

Menurut laporan salah satu warga Garut, retakan terjadi di rumah penduduk.

 

Seperti dilaporkan Antara, BMKG sebelumnya memaparkan empat faktor utama penyebab kerusakan bangunan akibat guncangan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan perlu menekankan faktor-faktor tersebut agar menjadi pertimbangan dalam pembangunan di wilayah-wilayah terdampak gempa bumi tersebut.

 

“Kenapa gempa itu sangat merusak? Karena dikontrol oleh faktor kedalaman pusat gempa yang dangkal sekitar 11 kilometer. Bahkan gempa-gempa susulan ada yang hanya lima kilometer,” katanya, kemarin.

 

Dwikorita menjelaskan faktor kedua penyebab kerusakan bangunan akibat lokasi pemukiman berada pada tanah lunak atau tanah lepas.

 

Kondisi itu menyebabkan efek amplikasi yang artinya apabila gelombang gempa merambat pada tanah tersebut akan mengalami penguatan. Kemudian, faktor ketiga akibat pengaruh topografi karena banyak bangunan berada di tepi lereng atau lembah yang mengakibatkan peningkatan intensitas guncangan dan kerusakan.

 

Selanjutnya, faktor terakhir akibat struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa. Berdasarkan hasil pemantauan lapangan yang dilakukan oleh BMKG, banyak rumah tembok tanpa besi, struktur kolom dan balok bangunan lemah, serta struktur kolom dan balok bangunan tetapi dinding tembok lemah.

 

“Jadi, ada empat faktor sebetulnya yaitu kedalaman, kondisi tanah, kondisi topografi, dan kondisi struktur,” kata Dwikorita. (link/net)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

TERPOPULER