Jumat, November 21, 2025
Google search engine
BerandaSosial BudayaLinkHealthHari Prematur Sedunia, RSUD Ulin Perkuat Layanan Neonatal

Hari Prematur Sedunia, RSUD Ulin Perkuat Layanan Neonatal

Link, Banjarmasin – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin memperingati Hari Prematur Sedunia 2025 dengan komitmen besar meningkatkan layanan penanganan bayi lahir prematur.

Mengusung tema “Berikan Bayi Prematur Awal yang Kuat untuk Masa Depan yang Lebih Cerah”, kegiatan yang digelar di Aula Ulin Tower 8, Sabtu (15/11/2025) ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kualitas teknologi kesehatan dan sumber daya manusia.

Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, Among Wibowo yang diwakili Plt. Wadir Medik dan Keperawatan, Agung Ary Wibowo mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi dan kualitas pelayanan membuat angka harapan hidup bayi prematur semakin meningkat secara signifikan.

“Dulu kalau zaman saya masih koas, bayi dengan bobot satu kilogram saja sudah dianggap sangat kritis. Sekarang yang berat 750 gram pun bisa survive,” ujarnya.

Agung menegaskan bahwa target ke depan adalah bayi prematur dengan berat 500 gram atau setengah kilogram juga bisa bertahan hidup di RSUD Ulin.

“Manajemen akan terus mendukung fasilitas, alat kesehatan, dan yang paling penting investasi pada SDM. Karena itu menjadi kunci agar target 500 gram bisa tercapai,” tegasnya.

Menurutnya, kemajuan pelayanan neonatal saat ini menjadi bukti bahwa bayi-bayi yang dulu dianggap tanpa harapan kini dapat diselamatkan berkat perjuangan tim medis yang luar biasa.

Ketua pelaksana kegiatan, Pricilia Gunawan Halim menjelaskan bahwa angka kelahiran prematur secara nasional menunjukkan tren meningkat, seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan faktor risiko kehamilan.

“Indonesia menjadi salah satu penyumbang kelahiran prematur terbesar di Asia, peringkat kelima. Harapan kami, dengan teknologi yang semakin berkembang, anak-anak prematur terutama di bawah 700 gram ke depan bisa bertahan dengan kualitas hidup yang baik,” jelasnya.

Pricilia menyebutkan berbagai faktor pemicu meningkatnya kasus kelahiran prematur, di antaranya pernikahan dini, rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan reproduksi, serta kondisi maternal yang kurang optimal.

“Pencegahan dimulai dari ibu. Kalau ibunya sehat, suami sehat, Insya Allah bayinya juga sehat. Minimal ibu hamil harus menjalani pemeriksaan kehamilan (ANC) rutin enam kali agar komplikasi bisa dideteksi dan ditangani lebih awal,” tambahnya.

Hal senanda juga disampaikan Narasumber kegiatan, dr. Ari Yunanto, menegaskan bahwa RSUD Ulin sebagai rumah sakit rujukan paripurna nasional kini menangani pasien neonatal prematur dengan tingkat kompleksitas tinggi.

“Pasien yang datang ke Ulin saat ini sebagian besar adalah bayi-bayi kecil dan prematur. Alhamdulillah, setiap tahun capaian survival rate terus meningkat. Sekarang 700 gram sudah bisa selamat, ke depan semoga target 500 gram bisa terwujud,” ujarnya.

Peringatan Hari Prematur Sedunia yang sedianya jatuh pada 17 November, dilaksanakan lebih awal pada Sabtu untuk menjangkau lebih banyak peserta, mulai dari tenaga kesehatan, orang tua bayi prematur, hingga komunitas pendukung.

Acara ditutup dengan pesan kuat bahwa semua pihak harus bersinergi untuk memberikan awal kehidupan yang terbaik bagi bayi-bayi prematur agar tumbuh menjadi generasi berkualitas.

BERITA TERKAIT

BERITA TERBARU