Link, Banjarbaru – Kalimantan Selatan berhasil masuk dalam 10 daerah, yang angka inflasinya berada dibawah inflasi nasional. Ini diketahui dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi yang dihadiri Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Sulkan. Bersama Kementerian Dalam Negeri secara virtual di Command Center Kantor Gubernur Kalsel, Banjarbaru pada Selasa (3/1) pagi.
Rakor yang rutin dilaksanakan tiap minggu ini dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian di Ruang Sasana Bakti Praja, Kemendagri, Jakarta.
Hal ini juga disampaikan Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Sulkan usai menghadiri rakor.
“Alhamdulillah hasil rakor hari ini, bahwa kondisi nasional inflasi terkendali, yaitu 2,61 persen. Kita bersyukur juga, Kalsel berkat dorongan dan motivasi Gubernur, inflasi Kalsel dibawah nasional yaitu 2,43 persen dan termasuk 10 daerah dengan angka inflasi terendah, di bawah angka inflasi nasional. Sekali lagi alhamdulillah.” sampainya.
Sulkan juga mengatakan bahwa ini adalah angka yang baik yang patut dipertahankan, bila perlu kita turunkan lagi.
“Angka ini patut dipertahankan, dan bahkan perlu kita turunkan lagi. Mari kita tingkatkan kinerja kita, di bawah komando Bapak Gubernur, Tim Pengendalian Inflasi Daerah. Tetap Bergerak untuk menstabilkan harga-harga, sehingga inflasi kita bisa semakin turun,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan rakor
disampaikan survey Badan Puset Statistik (BPS) Republik Indonesia, bahwa saat ini inflasi nasional Indonesia berada di angka 2,61 persen untutk Year on Year (YoY) Desember 2023 terhadap Desember 2022.
Sedangkan untuk Month to Month (MtM) Desember 2023 terhadap November 2023 berada di angka 0,41 persen.
Berdasarkan hasil ini, Mendagri Tito mengatakan bahwa hal ini menandakan inflasi nasional masih relatif terkendali, namun dirinya mengingatkan agar tetap waspada karena masih ada kenaikan inflasi MtM walaupun hanya sedikit.
“Intinya bahwa, inflasi kita dari survey BPS relatif terkendali di 2,61 persen untuk Year on Year (YoY) Desember 2023 dibanding Desember 2022. Namun kita perlu waspadai, bahwa Month to Month terjadi kenaikan 0,41 persen, meskipun tidak terlalu tinggi namun tetap sebuah kenaikan,” sampainya.
Tito juga menyampaikan bahwa saat ini, masyarakat relatif tidak merasakan kenaikan yang signifikan, sehingga keseimbangan antara produsen dan konsumen masih terjaga.
Dirinya meyampaikan bahwa yang patut diwaspadai adalah angka nasional ini tidak merata di semua daerah, dalam artian masih ada daerah yang angka inflasinya lebih tinggi dibanding inflasi nasional.
Tito dalam kesempatan ini juga menyampaikan ucapan terima kasih atas capaian 10 daerah dengan inflasi terendah.
“Kepada 10 daerah yang angka inflasinya berada di bawah angka inflasi nasional, saya mengucapkan terima kasih banyak. Saya harap, kita harus jaga terus stabilitas harga dan keterjangkauan barang-barang pokok khususnya dalam menyangkut perut jutaan rakyat Indonesia,” sampainya.
Dengan capaian ini, Indonesia menduduki peringkat 53 dari 186 negara di dunia dalam hal inflasi.
Adapun komoditas yang memberikan andil dalam inflasi nomor satu adalah makanan, minuman dan tembakau dengan angka 6,18 persen yang memberikan andil sebesar 1,60 persen terhadap angka inflasi YoY nasional.
Sedangkan makanan yang menjadi penyumbang utama dalam inflasi MtM Desember 2023 diantaranya adalah cabe merah, bawang merah, tomat, telur ayam ras dan cabe rawit. (tri)