LINK, MARTAPURA – Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Banjar sudah mengganggu kesehatan, utamanya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Banjar, Yasna Khairina, melalui Seger selaku Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) mengatakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar mencatat sebanyak 30.0073 jiwa masyarakat di Kabupaten Banjar terserang ISPA. Terbesar akibat terhirup kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Terhitung dari Januari hingga Juli 2023, kasus ISPA di Kabupaten Banjar terjadi peningkatan dengan rata-rata jumlah kasus sekitar 3.000 kasus saban bulan. Pada Juli hingga Agustus terjadi penurunan kasus, yakni pada Juli lalu terjadi 4.249 kasus serangan ISPA turun menjadi 3.688 kasus pada Agustus 2023,” ujarnya, Senin (9/10/2023).
Kendati demikian, kondisi tersebut tak berlangsung lama. Sebab, menurut Seger, angka kasus serangan ISPA kembali terjadi peningkatan pada September 2023, yakni sebanyak 3.836 kasus.
“Jadi, di tingkat Puskesmas sudah dilakukan penanganan, dan sejauh ini tidak ada pasien yang sampai dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut,” katanya.
Atas dasar tersebutlah, Seger kembali mengimbau masyarakat agar membatasi aktivitas di luar rumah, dan memperbanyak minum air putih. Serta memakan makanan bergizi di tengah kondisi cuaca ekstrem ini.
“Kalau pun tetap beraktivitas di luar rumah, jangan lupa mengenakan masker. Serta beristirahat yang cukup. Selain memberikan penyuluhan, Dinas Kesehatan bersama Puskesmas juga membagikan masker kepada masyarakat, agar terhindar dari serangan ISPA,” tutupnya.(zainuddin/BBAM)