Sabtu, Juli 27, 2024
BerandaHeadlineKalsel Berpotensi Kemarau Lebih Kering di Bulan Agustus

Kalsel Berpotensi Kemarau Lebih Kering di Bulan Agustus

Linkalimantan.com – Musim Kemarau 2023 akan diwarnai cuaca yang lebih kering dari biasanya. Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hampir 50 persen wilayah Indonesia yang akan mengalami fenomena cuaca tersebut.

Kalimantan Selatan bersama sejumlah provinsi berpotensi akan mengalami puncak kemarau lebih kering dari biasanya, pada bulan Agustus 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut 327 zona musim atau 46,78 persen berpotensi mengalami kemarau yang lebih kering. Sementara, 327 zona musim lainnya mengalami musim kemarau yang normal.

“Secara umum musim kemarau ini normal dan ada di bawah normal, masing-masing sebanyak 327 zona musim,” jelas Dwikorita dalam konferensi pers daring, Senin (6/3) sebagaiman dilansir dari https://www.cnnindonesia.com.

Menurut prakiraan tersebut, 327 zona musim atau 47 persen wilayah Indonesia akan mengalami  yang lebih kering.

Wilayah yang berpotensi lebih kering ada Aceh bagian utara, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, Sumatera bagian selatan, sebagian besar Jawa, Bali.

Selain itu, sebagian Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian Sulawesi, Maluku Utara, Papua Barat bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

Di sisi lain, Dwikorita menyebut ada 45 zona musim (6,44 persen) dengan musim kemarau yang lebih basah.

Wilayah yang mengalami kondisi ini antara lain Aceh bagian selatan, Sumatera Utara bagian tengah, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian kecil Jawa, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, sebagian Kalimantan Utara, dan Sulawesi Barat bagian utara.

Baca juga  LVRI, PPM dan DAD Kalsel Gelar Silaturahmi

Lebih lanjut, Dwikorita menyebut puncak musim kemarau di tanah air tidak terjadi serempak. Hampir setengah wilayah tanah air akan mengalami puncak musim pada Agustus, tetapi ada beberapa wilayah yang mengalami puncak kemarau lebih awal pada Juli.

Dwikorita memaparkan 321 wilayah zona musim akan mengalami puncak kemarau pada Agustus.

Wilayah ini meliputi Sumatera Selatan bagian timur, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, sebagian besar pulau Jawa, sebagian Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan sebagian Pulau Sulawesi. Sedangkan wilayah yang mengalami puncak kemarau pada Juli mencakup 186 zona musim atau 26,61 persen wilayah Indonesia. Data BMKG juga menyebut 95 zona musim yang akan mengalami puncak pada September.

Sebelumnya, para pakar mengungkap Bumi kian memanas akibat peningkatan kadar gas rumah kaca (karbon dioksida, nitrogen dioksida, metana, dan freon) di atmosfer.

Gas-gas ini prinsipnya memerangkap panas Matahari agar tak memantul ke luar angkasa. Dalam kondisi lingkungan normal, keberadaan gas ini diperlukan untuk membuat Bumi hangat.

Saat kadarnya berlebih, terutama akibat emisi karbon dari kendaraan bermotor dan industri, gas-gas ini memicu peningkatan panas secara global hingga memicu perubahan iklim.
Akibatnya adalah siklus hidrologi yang berubah yang membuat cuaca lebih ekstrem, musim hujan makin basah, musim kemarau makin kering. Ujungnya adalah bencana alam makin banyak. (spy/net)

BERITA TERKAIT

TERPOPULER