Link, Banjarmasin – Pemprov Kalimantan Selatan terus berupaya untuk menekan angka inflasi di Kalsel. Diantaranya menetapkan anggaran pengendalian inflasi daerah melalui DTU/BTT/DID hingga bulan Desember 2022.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor melalui Sekdaprov Roy Rizali Anwar memaparkan upaya pengendalian inflasi di Kalsel pada Mendagri Tito Karnavian secara virtual di Command Center, Setdaprov Kalsel, Banjarbaru, Senin (21/11).
“Upaya yang telah dilakukan, antara lain menetapkan anggaran pengendalian inflasi daerah melalui DTU/BTT/DID hingga bulan Desember 2022,” paparnya.
Selain itu, Roy juga menggungkapkan pihaknya telah melakukan kick off gerakan nasional pengendalian pangan. Kerjasama antardaerah dalam rangka pemenuhan ketersediaan pasokan pangan dalam daerah.
“Kesepakatan bersama antara gubernur, bupati, dan walikota dalam pengendaliannya, pendirian divisi pangan pada BUMD Provinsi Kalsel, gerakan tanam bersama (bawang dan cabe merah), gerakan menanam di pekarangan, gerakan pasar murah/operasi pasar.” ungkap Sekda.
Ia juga menerangkan adanya upaya pemantauan perkembangan harga/sidak pasar, subsidi BBM untuk nelayan, subsidi angkutan penumpang, peningkatan kapasitas UMKM, bansos, serta apel dan Turdes Pengendalian Inflasi.
Diketahui, tingkat inflasi di Kalsel saat ini sebesar 7,25 persen, sedangkan tingkatnasional bulan Oktober sebesar 5,71 persen.
Sekda Roy menyebut, kenaikan harga bulan Oktober paling tinggi disumbang oleh sektor angkuran udara.
“Salah satunya karena event akbar MTQ nasional yang membuat demand moda transportasi ini naik tinggi,” terangnya.
Komoditas lain yang naik, kata Sekda, seperti ikan gabus dan daging ayam ras, merupakan respons atas demand peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Mendagri Tito berharap angka inflasi di Kalsel bisa segera turun seiring dengan upaya yang telah dilakukan. (why)