Bismillahirrahmanirrahim…
Sebilah pisau akan sangat membahayakan orang lain, ketika pisau itu digunakan untuk berbuat kejahatan. Namun tajamnya mata pisau akan menghasilkan racikan bumbu masak nan lezat begitu para koki handal yang memegangnya. Begitu juga politik, ketika orang baik yang mengendarainya pastilah produknya juga akan baik dan sebaliknya.
Safariyansyah, Budayawan Spiritual
Catatan di Beranda Kota Martapura
Beberapa dasawarsa ini tidak sedikit pendapat yang menilai dunia politik kita sangat kotor, sekuler serta menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Dampaknya, tidak sedikit orang baik yang akhirnya memilih untuk menjauh dari dunia politik akibat terpengaruh dengan opini yang sengaja dihembuskan mereka yang tidak menginginkan orang baik menjadi penghalang sahwat untuk menguasai kekuasaan.
Begitu dahsyatnya gerakan yang menurut sebagian sahabat merupakan upaya sekuler untuk merusak tatanan kultur dan budaya kita yang berlandaskan ajaran-ajaran agama. Hingga dunia politik pun teropini begitu kejam. Saling sikut, kanibal suara hingga bermain curang dalam pelaksanaan sebuah kontestasi politik seakan dipaksa untuk menjadi menjadi sampul politik itu sendiri.
Begitulah opini keliru yang telah banyak merusak kemurnian pandangan sejumlah orang baik untuk menjauh dari kancah politik.
Tetapi yang pastinya, harus kita sadari bahwa politik itu adalah ajang kontribusi dan pengabdian (Ibadah). Artinya, bahwa ketika anda masuk ke dalam dunia politik baik itu pikiran, energi, hati anda harus ada di tengah masyarakat. Politik adalah instrumen. Instrumen ini tujuannya adalah untuk kesejahteraan, keadilan dan keamanan dalam masyarakat. Jadi bisa juga dikatakan bahwa kekuasaan atau politik ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemanfaatan dari masyarakat itu senditi.
Karena itu bagi yang terjun ke dunia politik maka nianya harus turus untuk membantu masyarakat, untuk memakmurkan daerah, untuk membuat terobosan-terobosan yang signifikan baik untuk masyarakat maupun daerah.
Selain dua hal di atas, dunia politik bukanlah bukan dunia yang nyarman, bukan dunia yang enak. Bisa saja ketika di dunia poltik, lantas mambayangkan mereka di dunia politik terutama mereka telah duduk dalam lingkaran kekuasaan penuh yang dilihat hal yang enak-enak saja.
Misal, mendapatkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan kebanyakan orang lain di sekitarnya. Kemudiaan dilengkapi dengan fasilitas dari negara, mereka mendapatkan keistimewaan, mereka mendapat kawalan, mereka menjadi populer hingga masuk tampil di TV.
Itu semua tidak salah, akan tetapi perlu diketahu masuk di dalam dunia politik menjadi pejabat publik baik itu di eksekutif maupun di legislatif itu bukan sesuatu yang menyenangkan.
Kenapa? Karena anda harus siap dengan segala konsekwensinyα. Misalnya, anda harus siap latarbelakang anda dikoreksi oleh publik atau dibongkar.
Pendeknya harus siap baik itu keluarga menjadi korban dari posisi yang anda terima. Harus siap ketika anda tidak mempunyai kebebasan, tidak punya privacy. Dimana-mana anda dipandang sebagai tokoh (public Figure) yang harus ditiru yang bagi daerahnya mungkin merupakan posisi yang hebat.
AFWAN
WASSALAM