Link, Martapuira – Tingginya permukaan air Sungai Martapura dikhawatirkan berdampak terganggunya akses transportasi jalur Sungai Martapura. Utamanya jalur sungai terhalang badan jembatan yang membentang di atas aliran sungai.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banjar I Gusti Nyoman Yudiana mengakui, jika ketinggian muka air Sungai Martapura terus bertambah. Kemungkinan alat transportasi sungai dengan ketinggian mencapai 2 meter tidak akan dapat melintas karena terhalang badan jembatan yang membentang di atas aliran sungai.
“Hari ini kami sudah mengecek kembali untuk ketinggian muka air sungai, kemungkinan kapal kelotok dengan ketinggian 2 meter masih bisa melintas,” ujarnya.
Nyoman juga memastikan untuk dua unit jembatan gantung di Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat yang membentang di atas aliran Sungai Martapura untuk sementara di lepas.
“Jadi satu jembatan gantung di Desa Sungai Batang hari ini sudah dilepaskan, sehingga kapal kelotok yang ditumpangi para jemaah yang akan menghadiri kegiatan rutin malam Senin pada 5 Rajab tetap dapat melintas,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa semua dermaga, baik dermaga di Kelurahan Murung Keraton, dermaga di Kota Air Santri, Desa Murung Kenanga, Desa Melayu, dan Pasayangan yang menjadi tempat bersandar kapal kelotok membawa para jemaah sudah dipastikan siap.
“Seperti tiga dermaga di Kota Air Santri, Desa Melayu, dan dermaga milik masyarakat sudah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan,” ucapnya.
Selain menyebutkan Dishub Kabupaten Banjar telah membuka jalur baru, yakni di Desa Tambak Baru. Nyoman menjelaskan, pihaknya bersama Polres Banjar serta Posko Induk Sekumpul telah mematangkan rekayasa lalu lintas.
“Semua akses menuju ke Kota Martapura untuk angkutan barang kita batasi dimulai dari H-2 hingga H+2 pelaksanaan momen 5 Rajab. Untuk hari H, akses kita tutup semua baik untuk angkutan barang kebutuhan pokok, Bahan Bakar Minyak (BBM), dan yang lainnya, karena tidak memungkinkan ada pergerakan angkutan barang,” beber Nyoman. (zainuddin/BBAM)