spot_img

Kisah Perjalanan Raeni Hingga Lulus S3 di Inggris

Jakarta – Mengayuh becak mungkin sedikit lebih lambat, tetapi tetap akan sampai tujuan jua. Mungkin ungkapan ini yang juga dialami Raeni, perempuan asal Kendal, Jawa Tengah yang tekun meniti karier pendidikan sampai menyandang gelar doktor dari kampus top Inggris.

Siapa sangka, Raeni yang dulu lulus S1 dari Universitas Semarang (Unnes) tahun 2014 dengan diantarkan naik becak oleh sang Ayah, kini berhasil “naik pangkat” menjadi lulusan S3 dan bergelar doktor dari Birmingham University Inggris.

Namanya mungkin tidak asing di telinga warganet. Sebab, pada tahun 2014 ia sempat viral lantaran ia menjadi salah satu lulusan terbaik Unnes dengan IPK 3,96 dan diantarkan ke tempat wisuda dengan kendaraan becak.

Tak hanya itu, ia juga menjadi sorotan Menteri Keuangan Sri Mulyani atas perjalanannya dalam meraih pendidikan dan beasiswa.

Jerih Payah Seorang Ayah & Bakti Seorang Anak

Bisa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi dengan beasiswa mungkin bisa dilakukan oleh ratusan orang. Namun Raeni, mendapatkan beasiswa karena selalu ingat akan jerih payah dan doa orang tua.

Pemikiran itu yang kemudian mendorongnya untuk selalu sungguh-sungguh menjalani kuliah tanpa menyia-nyiakan waktu.

Terlebih Raeni selalu ingat, awal mula ia bisa berkuliah karena sang Ayah yang rela memberikan pesangon kerja untuk membelikan laptop.

“Untungnya saya bersyukur sekali mempunyai orang tua yang bagi saya sangat luar biasa. Bapak ketika beliau keluar dari pekerjaannya dan pesangonnya digunakan untuk membelikan laptop saya untuk kuliah sebagai hadiah karena beliau sudah promise (janji) kalau ketika akan nanti kalau saya lulus beasiswa saya boleh dibelikan laptop,” ucap Raeni kepada detikEdu.

Tak sampai di situ, Raeni juga tak pernah lupa, bahwa sampai titik sejauh apapun pencapaiannya, ia selalu percaya itu berkat kekuatan doa dari orang tua.

Baginya, doa orang tua yang tiada henti selalu membukakan jenis peluang yang mungkin tidak pernah dia pikirkan sebelumnya. Termasuk, peluang dirinya bisa berkuliah sampai ke jenjang S3.
Doa dan Usaha Mengantarkan Raeni kepada Beasiswa

Sebagai bakti atas jerih payah orang tuanya, dalam studinya, Raeni selalu berusaha mendapatkan beasiswa. Menurutnya, ini bisa meringankan beban orang tuanya secara finansial.

Tercatat, selama menempuh S1 di Unnes, Raeni mendapatkan beasiswa Bidikmisi atau saat ini dikenal sebagai KIP Kuliah. Setelah lulus dari Unnes, ia kembali berhasil mendapatkan beasiswa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan S2 di Birmingham University, Inggris.

Baca juga  Lahir Dengan Genetik Langka, Ini Kisah Inspiratif Melanie Gaydos

“S2 ada namanya beasiswa presiden yang mungkin itu seleksinya sangatlah ketat dan hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkan. Yang Maha Kuasa memberikan amanah itu salah satunya kepada saya,” ucapnya.

Pada tahun 2016, Raeni berhasil merampungkan S2 di Inggris dan pulang ke Indonesia untuk mengajar sebagai dosen non-PNS di prodi Pendidikan Ekonomi Unnes.

Namun, karena ia masih belum puas dalam belajar, akhirnya Raeni memutuskan melanjutkan program S3 di kampus yang sama saat ia menempuh S2.

Saat menjalani kesibukan menyelesaikan S3, Raeni terus aktif dalam berbagai kegiatan termasuk mengisi seminar dan membagikan pengalaman kuliahnya dan cara meraih beasiswa.

Baru pada Juli 2023, perempuan yang dulu diantar wisuda S1 naik becak ke Unnes berhasil naik podium untuk mendapatkan gelar S3-nya dari Birmingham University Inggris pada bidang Accounting and Climate Change.

Prosesi wisuda Raeni di University of Birmingham, Inggris pada 20 Juli 2023 laluProsesi wisuda Raeni di University of Birmingham, Inggris pada 20 Juli 2023 lalu Foto: University of Birmingham

Percaya Bahwa Pendidikan Bisa Mengubah Nasib

Kini, Raeni ingin semua orang bisa mengayuh impiannya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Ia merasa pendidikan bisa membuka keterbatasan menjadi sebuah peluang.

Apa yang telah ia lalui, Raeni mengaku selalu merasa bersyukur. Terlebih menurutnya, pendidikan telah menjadi jalan baginya untuk bisa meraih banyak pengalaman hingga mancanegara.

Ia juga bertutur bahwa keterbatasan tak menjadikan dirinya surut untuk terus mencoba banyak cara. Raeni percaya selalu ada jalan lain ketika ia gagal.

“Banyak pintu akan terbuka. Ada satu pintu tertutup, mungkin banyak jendela yang masih terbuka,” katanya.

Kepada anak-anak muda Indonesia, Raeni turut berpesan untuk tidak patah dalam meraih pendidikan tinggi meski punya keterbatasan. Sebab, ada banyak cara untuk meraihnya seperti mencoba beasiswa seperti apa yang ia lakukan.

“Adek-adek yang mungkin sedang berjuang dan berasal dari background yang mungkin sama seperti saya dan berjuang untuk lebih baik lagi dan sebagai seorang perempuan itu tidak mudah. Jadi mungkin. semoga bisa jadi penyemangat buat yang ingin memutus mata rantai kemiskinan gitu. Kalau nggak kita yang mengubah nasib kita siapa lagi?” tutur perempuan bergelar doktor tersebut. (net)

Sumber: Detikedu

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU