Link, Banjarbaru – Musibah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Banjarbaru, membuat di beberapa wilayah terdampak kabut asap.
Kabut asap ini, tentunya membuat kualitas udara di Kota Banjarbaru semakin menurun. Terutama saat pagi hari, dan sore hari kabut asab terlihat menebal di beberapa wilayah di Kota Banjarbaru.
Penurunan kualitas udara ini, Terlihat dari pantauan di Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPKUA) yang ada di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Al Munawarah.
Sirajoni, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru, melalui Shanty Eka Septian Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Hukum dan Pengendalian LH, mengatakan bahwa sampai saat ini kualitas udara di Kota Banjarbaru masih tergolong sedang.
“Saat ini kategorinya masih sedang, atau PM 2,5 nya masih berada di angka 70 dan masih berwarna biru,” ungkap Santi, Rabu (23/8/2023).
Septy menambah, kualitas udara bisa dikatakan baik jika PM 2,5 nya berada di warna hijau. Dari data diketahui bahwa, kualitas udara tersebut menurun pada waktu tertentu yaitu di pagi hari.
“Dari data tersebut dapat dilihat yang warna biru itu muncul pada pukul 05.00 wita hingga 06.00 wita,” tambahnya.
Walaupun udara di Kota Banjarbaru masih dalam kategori sedang, atau masih bisa diterima pada kesehatan manusia. Ia tetap menghimbau, kepada seluruh masyarakat agar menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
“Terutama untuk masyarakat yang sensitif, seperti pada penderita asma, paru-paru, dan lansia. Juga menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin,” pesannya. (wahyu/BBAM)
