Link, Sleman – Stasiun Geofisika BMKG Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat adanya aktivitas gempa tektonik di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah. Fenomena gempa tektonik dinilai jarang terjadi menjadi salah satu alasan mengapa peristiwa alam tersebut mencuri perhatian khusus.
Berdasarkan catatan seismometer Stasiun Geofisika BMKG DIY, gempa itu mempunyai kekuatan magnitudo 2,3 dan terjadi pada Kamis malam (7/11), tepatnya pukul 20.03 WIB. Titik episentrum gempa berada pada 7.67 Lintang Selatan dan 110.99 Bujur Timur. Lokasi ini berada 12 kilometer Tenggara Karanganyar, Jawa Tengah. Tercatat pula dengan kedalaman 8 kilometer.
“Benar, semalam kami mencatat gempa di wilayah Karanganyar dengan kekuatan magnitudo 2,3. Hasil pemantauan menunjukkan lokasi gempa kemarin Tenggara Karanganyar,” jelas Koordinator Tim Observasi Stasiun Geofisika BMKG DIY, Budiarta, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (8/11/2024) sebagaimana dilansir detik.com.
Budi menuturkan kemunculan gempa ini menjadi perhatian timnya. Ini karena jarang muncul aktivitas gempa tektonik di kawasan tersebut. Terlebih memang jauh dari kawasan subduksi lempeng benua.
Berdasarkan data BMKG yang dihimpun dari lapangan, gempa ini juga tak terasa oleh penghuni di atasnya. Hanya saja aktivitas ini tercatat dalam alat seismometer Stasiun Geofisika BMKG DIY yang berkantor di Gamping, Sleman.
“Ya jarang terjadi gempa di situ tapi pernah terjadi. Untuk gempa semalam tidak ada laporan dirasakan tapi tercatat di alat pendeteksi kami,” katanya.
Budi menuturkan penyebab kemunculan gempa ini adalah sesar lokal. Sehingga dikategorikan sebagai gempa tektonik akibat pergerakan lempeng.
“Kalau penyebabnya itu akibat sesar lokal. Jadi memang aktivitas tektonik, tapi jarang terjadi di titik itu,” ujarnya.
Terkait jenis lempeng, Budi menjelaskan belum ada nama. Stasiun Geofisika BMKG DIY mencatat kawasan tersebut dengan penamaan lempeng lokal.
“Sesar yang ada di lokasi tersebut yang biasanya belum bernama. Sehingga kami menyebutnya sesar lokal,” katanya. (spy)