Link, Martapura – Gelaran Baayun Mulud, menjadi salah satu tradisi budaya masyarakat Banjar yang dilaksanakan setiap Bulan Rabiul Awal yang dikenal dengan sebutan Bulan Maulid. Di Kabupaten Banjar ritual Baayun Maulid secara massal sudah menjadi agenda rutin Pemkab Banjar yang dilaksanakan setiap tahunnya.
Melibatkan 200 anak, Pemkab Banjar melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Pariwisata dan Olahraga (Disbudporapar) Banjar menggelar ritual Baayun Maulid, di Aula KH Kasyful Anwar, Martapura. Sabtu (20/9/2025) pagi.
Diketahui, Baayun Maulid, atau dikenal juga dengan sebutan Baayun Mulud, merupakan tradisi masyarakat Banjar yang dilakukan dengan mengayun bayi atau anak-anak sambil melantunkan syair Maulid. Prosesi ini bertujuan mendoakan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang saleh, sehat, berbakti, dan berakhlak mulia, serta sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat dan menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan budaya dan spiritual antar generasi di Kabupaten Banjar.
Kepala Disbudporapar Banjar, Irwan Jaya, menyampaikan bahwa kegiatan Baayun Mulud tidak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat identitas generasi muda di tengah arus globalisasi.
“Baayun Maulid mengajarkan nilai-nilai penting seperti mencintai Rasulullah, menghormati orang tua, serta mencintai budaya Banjar dan identitas keislaman yang sarat kearifan lokal,” jelas Irwan.
Sementara itu Baayun Mulud diriwayatkan merupakan paduan antara budaya Islam dengan kepercayaan nenek moyang. Tradisi mengayun ini sudah ada sebelum Islam masuk ke Kalimantan Selatan yang bermula di Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin. Seiring perkembangan waktu, tradisi ini mulai dilaksanakan seluruh masyarakat di Kalimantan Selatan. (wahyu)