spot_img

Masyarakat Diajak Meneladani Semangat Juang Pangeran Antasari

LINK, BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor memimpin langsung upacara peringatan Hari Wafat ke 161 Pahlawan Nasional Pangeran Antasari di Kompleks Pemakaman Masjid Jami Jalan Malkon Temon, Sungai Jingah, Kota Banjarmasin pada Rabu (11/10).

Turut hadir, Ketua DPRD Kalsel Supian HK, Komandan Korem 101 Antasari Brigjen TNI Ari Ariyanto, Komandan Lanud Syamsudin Noor Kolonel Pnb Vincentius Endy, Komandan Pangkalan Angkatan Laut Banjarmasin, Kolonel Laut (P) Agus Setyawan, SH, forkopimda, LVRI, serta sejumlah kepala SKPD lingkup Pemprov Kalsel.

Upacara diawali dengan pembacaan riwayat singkat Pangeran Antasari oleh Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalsel Letkol Pur Muslih S.

Selanjutnya Paman Birin membacakan 7 (tujuh) butir pesan-pesan Pangeran Antasari.

Pertama, Haram Manyarah Waja sampai Kaputing, Kedua Lamun Tanah Banyu Kita Kada Handak di Lincai Urang, Jangan Bacakut Papadaan Kita. Ketiga, Lamun Handak Tulak Manyarang Walanda, Baikat Hati di Tali Sindat. Keempat, Jangan Mati Paharatan Bukah, Matilah Kita di Jalan Allah.

Berikutnya, pesan kelima yakni, Siapa Nang Babaik-baik Wan Walanda, Tujuh Katurunan Kahada Aku Sapa. Pesan keenam, Amun Kita Sudah Sapakat Handak Mahinyik Walanda, Janganlah Walanda Diberi Muha, Badaras Pagat Urat Gulu Amun Manyarah Kahada, dan terakhir yakni Haram Dijamah Walanda, Haram Diriku Dipanjara. Haram Negeriku Dijajah.

Gubernur berharap, semangat haram manyarah, waja sampai kaputing, yang ditanamkan Pangeran Antasari, dan pesan moral lainya, dapat diteladani masyarakat di Banua Kalsel Babussalam ini.

Nilai-nilai semangat perjuangan ujarnya, sepatutnya diwarisi untuk berjuang mewujudkan kesejahteraan masyarakat di era sekarang.

Acara ditutup dengan tabur bunga dan penyerahan taki asih kepada para juriat Pangeran Antasari.

“Alhamdulillah, sampai sekarang, pemerintah provinsi sangat perhatian kepada kami,” ujar Ani, salah satu juriat yang menerima bantuan dari gubernur.

Baca juga  Pemprov Kalsel Terus Jaga Kestabilan Harga 

Pangeran Antasari yang lahir di Banjarmasin pada 1797 ini merupakan salah satu pahlawan nasional sebelum kemerdekaan.

Ia adalah anak Pangeran Mashohot bin P M Amir bin P M Aliuddin Aminullah bin Sultan Kuning (Ilhamidillah) bin Sultan Tahlilullah bin Sultan Saidillah bin Sultan Inayatullah bin Sultan Musta’inbillah Sultan Hidayatullah bin Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah.

Pengeran Antasari juga menjadi penerus perjuangan masyarakat Banjar dalam melawan penjajahan Belanda di Indonesia.

Meski lahir di lingkungan istana, Antasari banyak menghabiskan hidupnya di tengah-tengah masyarakat dan banyak belajar ilmu agama dari para ulama. Ia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berdagang dan bertani.

Antasari dikenal sebagai sosok yang memiliki pemahaman agama Islam yang tinggi, berakhlak baik, ikhlas, jujur, dan pemurah.

Sikapnya yang baik tersebut membuat ia disukai masyarakat dan dia diangkat sebagai pemimpin atau Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin pada 14 Maret 1862.

Di masa pemerintahannya, Pangeran Antasari melalui berbagai perang dan pertempuran melawan pihak Belanda, salah satu perang yang ia pimpin adalah Perang Banjar.

Pangeran Antasari menyerang dan berhasil menguasai pendudukan Belanda di Gunung Jabuk. Selain itu, ia juga menyerang tambang batu bara Belanda di Pengaron.

Atas siasat Pangeran Antsari dan Tumenggung Suropati, para pejuang Banjar berhasil menenggelamkan kapal Onrust sekaligus para pemimpinnya, seperti Letnan van der Welde dan Letnan Bangert.

Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862 karena penyakit cacar yang kala itu mewabah di Kalimantan Selatan. Ia wafat saat tengah mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Belanda. (tri)

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU