Nurul Qomariyyah, perempuan 27 tahun yang berprofesi sebagai analis politik sekaligus asisten pengajar di Universitas Bakrie memiliki kondisi spesial. Ketika ia masih kecil, Nurul kesulitan membaca ekspresi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Ternyata setelah diperiksa, Nurul dinyatakan mengidap Asperger Syndrome, yaitu gangguan sistem saraf dan mental yang masuk dalam lingkup autisme.
“Misalnya diajakin ngobrol kadang aku suka enggak nyaut balik. Itu tipe-tipe anak autis,” terangnya kepada detikEdu beberapa waktu lalu.
Meski mengidap kondisi tersebut, Nurul merupakan salah satu anggota orang jenius di Indonesia, lho.
Masuk Komunitas Orang Jenius Indonesia
Nurul bergabung komunitas orang jenius di Indonesia (Mensa Indonesia) pada 2022. Setelah bergabung dalam komunitas tersebut, ia mengaku mendapatkan teman yang mengerti kondisinya.
Berdasarkan penuturannya, 99 anak yang masuk Mensa Indonesia merasa bersyukur karena akhirnya ada orang yang mengerti kondisinya. Lebih lanjut, Nurul mengatakan biasanya ketika berkomunikasi dengan orang lain tidak terlalu bagus, bisa jadi berbicara mereka terlalu cepat atau poin pembahasannya loncat-loncat.
Namun ketika berkomunikasi dengan anggota Mensa, mereka bisa berkomunikasi lebih lancar karena sekali berbicara, anggota Mensa langsung mengerti maksud ucapan mereka. Tak hanya itu, anggota Mensa juga mengajari mereka termasuk Nurul untuk berkomunikasi lebih lancar dengan orang lain.
Kehidupan Nurul di Bangku Sekolah
Kesuksesan Nurul saat ini, tentu tidak ia dapatkan dengan mudah. Karena kejeniusannya, ia sering kali dianggap terlalu ingin tahu atau banyak tanya kepada gurunya. Hal ini mengakibatkan sejumlah guru tidak menyukainya karena mereka merasa terintimidasi dengan sifatnya.
“Aku tipe anak yang suka nanya sama guru dan banyak juga guru yang merasa terintimidasi sama aku karena enggak bisa bales atau mereka merasa lho kok ini anak bisa nanya begini sih padahal baru umur segini,” terangnya.
Tapi untungnya, ada beberapa guru yang mampu melihat potensi dalam diri Nurul hingga mereka mau memfasilitasi dan memperbolehkannya memuaskan segala penasaran atau rasa ingin tahunya.
Selain itu, Nurul juga didorong untuk mengikuti sejumlah kompetisi atau lomba dari sekolah. Ia juga mengaku senang mengikuti lomba cerdas cermat pengetahuan umum. Karena dilandasi rasa suka, ia pernah memenangkan Olimpiade IPS.
Awal Mula Suka Politik dan Militer
Mengingat Nurul memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ia mengaku sejak mengenal komputer dirinya senang memainkan gim counter strike. Menurutnya, gim peperangan tersebut terasa menyenangkan karena ia bisa merancang strategi peperangan.
Karena hal tersebut, ia menjadi tertarik dengan dunia politik dan militer hingga akhirnya memutuskan mengambil jurusan Ilmu Politik di Universitas Bakrie dan Kajian Militer di Nanyang Technology Univesity, Singapura.
Itulah kisah Nurul Qomariyyah, pengidap Asperger Syndrome yang sukses dalam karirnya di dunia politik. Meski dianggap memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi bahkan gurunya sendiri pernah tidak menyukainya. Namun, tidak menghalangi semangat Nurul untuk meraih kesuksesan.
Semoga kisah ini bisa menjadi contoh bagi kita untuk lebih semangat dalam mewujudkan kesuksesan versi kita sendiri. Semangat! (net)
sumber: Beautynesia.id