Sabtu, Oktober 4, 2025
BerandaHeadlinePasti! Setiap Insan Akan Merasakan Kematian

Pasti! Setiap Insan Akan Merasakan Kematian

Bismillahirrahmanirrahim
Dalam Alqur’an melalui sebuah surat disebutkan “Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebaga cóbaan kepada kamilah kamu akan dikembalikan”.

Safariyansyah, Budayawan Spiritualis
Mencari yang Hilang MemElihara yang Terlupakan

Setelah realitas kehidupan panjang lebar menjadi bahasan Ngaji Dialog di Beranda Lestari kediaman DR Mada Teruna Sang Birokrat Spiritualis, kini kajian beralih ke pemahaman tentang pemahaman terhadap ujian sebelum kita semua merasakan kematian. Berikut nukilan yang saya terima dari DR Mada Teruna.

Dalam ayat di atas terkandung pesan yang mendalam tentang kepanaan duniawi dan tujuan akhir kehidupan. Ayat ini menegaskan bahwa sebab individu akan menghadapi kematian sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rencana Illahi.

Ayat ini mengungkapkan sebuah realitas yang tak terbantahkan dalam kehidupan manusia, kematian adalah bagian dari perjalanan setiap individu.

Dalan konteks ini hidup di dunia dipahami sebaga sebuah proses uji coba yang penuh ketidakpastian, diwarnai dengan berbagai dinamika—kebaikan  dan keburukan—yang  hadir silih berganti.

Ayat ini juga mengajak kita untuk menyadari bahwa segala peristiwa dalam hidup, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, memiliki tujuan lebih besar. Mereka bukan sekedar kebetulan, tetapi merupakan bagian dari suatu alur yang lebih luas dalam membawa kita pada permahaman yang lebih tentang eksistensi dan hakikat diri.

Ujian-ujian ini mengundang kita untuk merenung, mengevaluasi, dan akhimya menemukan kedamaian batın yang lebih mendalam.

Dengan begitu, setiap pengalaman adalah ajakan untuk mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan yang lelah tinggi, yang melampaui keberadaan fisik dan mencapai esensi dari keberadaan itu sendiri.

Kematian yang seringkali dianggap sebagai akhir, justru menjadi pembuka bagi pemahaman lebih dalam tentang makna hidup yang abadi, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.

BACA JUGA :  Ketika Ajaran Sekuler Menjadikan Dunia Politik sebagai Kendaraan

Di atas panggung kehidupan ini setiap orang menghadapi ujiannya masing-masing. Tidak ada satu pun yang bisa menghindarinya, tidak ada contekan, tidak ada kesempatan menyalin jawaban orang lain. Karena setiap orang diberikan soal yang berbeda. Ada yang diuji dengan kemiskinan, ada yang diuji dengan kekayaan, ada yang diuji dengan kehilangan, ada yang diuji dengan ketenaran. Namun kebanyakan orang malah sibuk melihat lembar ujian orang lain, membandingkan diri dan lupa bahwa mereka harus menyelesaikan ujian mereka sendiri.

Nan, disinilah kesalahan besar itu terjadi. Mungkin kau merasa hidup ini tidak adil; kenapa hidup orang lain tampak lebih mudah, kenapa dia bisa sukses dengan cepat, sermentara kau ter tatih-tatih. Kau mulai meniru mereka menyesuaikan langkah mu dengan jejak merema.

Akan tetapi Semakin kau berjalan, semakin terasa banwa Jalan itu bukan milik mu, kau mulai kehilangan diri mu sendiri. Lalu tanpa sadar kau telah gagal dalam ujian mu. Padahal hidup ini bukan tentang meniru, karena bahwasanya hidup adalah tentang menemukan jalan mu sendir!”

Sang pemberi jalan telah memberikan mu sool yang dirancang khusus untuk mu  (Ada maksud dalam setiap kesulitan, ada tujuan dalam setiap luka). Jika kau terus bandingkan diri mu dan meniru orang lain kau tak akan pernah menemukan jawaban yang benar. Dan Inilah saatnya kau berhenti mencari jawaban di kertas orang lain dan memahami soal mu sendiri.

Karena pada akhirnya hanya ada satu hal yang benar-benar menentukan nasib mu, bagaimana kau patam Soalnya dan bagaimana cara mu mengerjakan ujian.

AFWAN
WASSALAM

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER