Jumat, September 20, 2024
BerandaHeadlinePelaku UMKM Air Santri Terpaksa Ganti Produk

Pelaku UMKM Air Santri Terpaksa Ganti Produk

Link, Martapura – Berawal dari kripik singkong dan pisang, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini ganti produknya menjadi kripik bawang dan peye kacang Salma. Hal tersebut disebabkan bahan baku yang terkadang susah didapat lantaran kosong di pasaran hingga mengganggu proses produksi.

Perhatian pemerintah kabupaten terhadap pelaku UMKM di kawasan Air Santri Desa Murung Kenanga sepertinya patut disoal. Utamanya terkait ketersedian bahan baku utama usaha mikro itu sendiri.

“Belakangan ini pelaku UMKM di Air Santri Murung Kenanga harus mensiasati jenis bahan baku yang digunakan dalam olahan jajanan. Sebelumnya kripik singkong jadi andalan, tetapi karena keterbatasan hingga kesulitan mendapatkan bahan bakunya, pelaku pun merubah produknya,” ungkap Khairudin selaku Pembina Kelompok UMKM Air Santri di Desa Murung Kenanga, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Jumat (12/5/2023) sore.

Dengan keterbatasan bahan baku sebut Khairuddin, maka pihaknya lebih mengutamakan produk dengan bahan baku yang mudah didapatkan.

“Singkong sulit didapat, produk dialihkan menjadi kripik bawang dan peye kacang Salma,” katanya.

Baca juga  Hari Guru Nasional, Rofiqi Siap Bantu Bangun Kantor PGRI

Kelebihan produk ini sendiri lanjut Khairudin utamanya halal dan kadar minyak rendah. Sementara pemasaran sejauh ini sudah  ke Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan utamanya wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.

Usaha yang sudah berjalan 8 bulan dengan jumlah karyawan 15 orang ini mampu produksi sekitar 1.000 bungkus perharinya. Namun jumlah tersebut ternyata masih kurang lantaran permintaan mencapai 2.000 bungkus perhari.

” Sangat tidak berbanding lurus dengan permintaan,  permintaan sekitar 2.000 an, kita terkendala dengan peralatan yang ada, sehingga tidak bisa memenuhi permintaan,” ucap Khairudin yang membina 5 kelompok UMKM di desanya.

Ia berharap dukungan dari pihak swasta atau pemerintah untuk memberikan pinjaman permodalan agar masalah yang dihadapi bisa teratasi.

” Apakah nanti dengan pinjaman Kurma Manis atau bantuan alat murni. Yang kita perlukan banyak seperti siller (perekat plastik) kompor, wajan penggiling tepung dan lainnya, paling tidak sekitar 18 jutaan tiap titik UMKM,” tutup Khairudin. (zainuddin/BBAM)

BERITA TERKAIT

TERPOPULER