Bismillahhirahmannirahim
Kontestasi para politikus untuk menjadi pemimpin saat ini mulai terasa. Berbagai momen menjadi ajang untuk menampilkan potensi diri. Pun demikian sadar tidak sadar di tangan para pemilik suara di dalam bilik pencoblosanlah semua itu akan terjawab.
SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL
Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan
Kompetisi di dunia politik itu sangat tingi. Wajar dan memang sudah seharusnya. Karena ini berkaitan dengan kekuasaan. Maka semua orang ingin masuk ke dalam lingkar kekuasaan.
Bukanlah merupakan berita yang aneh bahwa dalam status tertentu/posisi tertentu, contoh dalam pilkada/pileg di Negeri Serambi Makkah Kabupaten Banjar. Ada ratusan orang yang akan berkompetisi untuk menjadi legislator.
Dalam satu kompetisi untuk mendapatkan 1 kursi di legislatif banyak sekali orang yang ingin dan berminat dalam berkompetisi dengan resistensi sangat tingi. Kompetsisi ini akan berlanjut bagi mereka yang nantinya berhasil menenangkan kontetasi Pileg di dalam wadah yang namanya Dewan Perwakilan Rakyat.
Bisa jadi, kompetisi lebih sengit justru terjadi. Mengingat sifat politik yang dinamis juga sangat tinggi. Apalagi dalam tahun politik 2024 nanti yang sekarang ini sudah terasa hal semacam tu.
Tingginya resistensi para pelaku politik di negeri kita ini bagi sebagian orang bak sedang menyaksikan sebuah sinetron. Masing-masing pemain memiliki peran. Ujungnya para penonton merasa terpuaskan atau tidak.
Begitu juga dalam kontestasi politik yang saat ini kita semua tengah menjalani dan menyaksikannya. Siapa berbuat apa sudah mulai terlihat. Eng ing enggg…..main filmnya. Pertanyaannya pemimpin yang bagaimana yang akan mendapatkan kepercayaan publik.
Di zaman era sekarang tidak jarang saat masa-masa kontestasi masing-masing konstestan mendapatkan pujian luar biasa. Baik dari tim pemenanganannya maupun dari para pemilik suara. Namun saat sudah memenangi kontestasi dari semua memuji berbalik menghujat akibat ketidakpuasan.
Dalam kontek ini saya hanya ingin mengingatkan godaan di dalam dunia politik sangat hinggi. Ingat dunia politik instrumen utamanya adalah kekuasaan dan dalam kekuasaan kita dapat melakukan banyak hal.
Nah… banyak hal Inilah kemudian memberikan banyak godaan kepada mereka. Mereka yang diberikan amanah, apakah itu sebagai wakil rakyat? Sebagai kepala daerah (Wali Kota/Bupati Gubernur)? pastinya godaannya banyak sekali.
Tentu saja godaan paling besar adalah berkaitan dengan materi, godaan untuk mementingkan diri sendir!/keluarga ataupun kelompok. Godaan untuk kemudian melakukan perbuatan dan yang melanggar hukum. Ibarat benar ujung-ujungnya kusut seperti yang belakangan ini tersaji.
Kalau sudah begini siapa yang salah dan patut dipersalahkan? (mari kita sama-sama introspeksi diri).
Wassalam,
Afwan