Bismillahhirahmannirahim
Bangsa Indonesia saat ini tengah disibukkan agenda lima tahunan yang bernama Pemilu. Hingar bingar politik pun sudah terasa, trend kegiatan para pelakunya pun kembali berulang. Trend musiman pun berulang dan keimanan dari insan muslim pun dipertaruhkan.
SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL
Catatan Dari Serambi Kota Martapura
Trend musiman setiap ajang demokrasi digelar selalu berulang. Media-media promosi bermunculan. Demikian juga trik dan intrik para pelakunya dalam pergerakan politik juga sudah tersiar. Tetapi soal benar atau tidaknya, selama masih berharap pada sesama manusia semua hanya bersifat relatif.
Begitulah trend musiman bagi para penggiatnya tidak memiliki mindset yang benar tentang politik, keimanan pun akan dikorbankan demi mencapai tujuan politiknya yang sesungguhnya semu.
Dalam sepekan ini saya banyak terlibat dalam diskusi-diskusi di Beranda Kota Martapura. Banyak bahan bahasan yang dikaji. Satu diantaranya terkait dunia politik yang saat ini sudah mulai terasa kompetisinya.
Langkah awal masuk ke dunia politik bukanlah masuk ke dalam partai politik atau langsung mengikuti kompetisi politik seperti Pilleg atau pilkada. Langkah pertama yang justru sangat penting dan strategis untuk masuk ke dunia politik adalah benerin dulu mindset politiknya.
Timbul pertanyaan, apa mindset yang harus dibenarkan atau dibenahi?
Mindset politik adalah sesuatu yang penting, karena mindset merupakan pola pikir yang membentuk perilaku. Seseorang yang membentuk omongan seseorang yang membentuk habbit (kebiasaan) yang dia menculkan. Sehingga muncul karakter tertentu dari orang tersebut.
Oleh karena itu kalau mindsetnya salah maka perilakunya bisa salah, kelakuannya jadi salah, kebiasaannya pun menjadi salah. Itulah mindset sebagai sesuatu yang awal untuk memasuki dunia politik dan mindset yang benar itu sangat penting.
Membangun mindset politik yang benar tentu kita harus faham dengan politik itu sendiri. Diataranya politik itu adalah intrumen untuk pengabdian.
Karena itulah, artinya politik itu netral. Bila diluaran sana banyak yang mengatakan politik itu kotor, politik itu jahat, yang demikian itu tidaklah benar. Karena politik sebagai sebuah instrumen dia bebas.
Ilustrasinya begini, pada sebuah gagang pisau jika ditangan seorang cheff yang masyhur dia akan
menjadi sebuah makanan yang nikmat dan lezat. Dimana dia dipakai untuk memotong sayuran, merotang buah, daging, apart, Ikan dll. Tetapi ditangan orang yang jahat, pisau itu bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang jahat pula. Semisal merampok bahkan untuk mencelakai orang.
Alam politik pun senada dengan hal yang sedemikian. Bagi mereka yang memiliki trend menggunakan politik untuk mempraktikkan apa saja yang berujung pada kanibal suara tentu akan melahirkan pelaku-pelaku politik yang juga kanibal. Sebaliknya bagi mereka yang memiliki keteguhan iman tentu akan menghasilkan produk politik yang membawa kesejukan.
Afwan
Wassalam