Sabtu, Juni 28, 2025
BerandaHeadlinePemilu, Momen Penting Dari Sebuah Pertaruhan

Pemilu, Momen Penting Dari Sebuah Pertaruhan

Bismillahhirrahmanirrahim…

“Menghadiri majelis ta’lim itu indah (baik), tapi yang lebih indah adalah mengamalkan isi dari majelis ta’limi tersebut”

SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL

Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan

Sebagai mahluk yang telah diberikan modal paling berharga dari Allah yakni kehidupan. Kita dihadapkan pada sebuah pertaruhan dalam menjalani misi di dunia fana ini, agar sukses. Dimana kesuksesan itu adalah sempurna ketika hidup di dunia terpuji. Kemudian saat dibangkitkan di ahirat terpuji bersama orang yang dipuji oleh Allah.

Di awal tulisan saya mengutif kalimat bijak para aulia “Menghadiri majelis ta’lim itu indah (baik), tapi yang lebih indah adalah mengamalkan isi dari majelis ta’limi tersebut”.

Bagi saya ini sangat sangat sangat penting. Karena di zaman ini berapa banyak majelis-majelis ta’lim yang ada, berapa ribu/juta ummat yang setia hadir di majelis-majelis keilmuan itu. Pendeknya seluruh keilmuan hidup dan kehidapan berdasarkan nilai-nilai agama (Kitabullah) tersaji di majelis-majelis tersebut.

Majelis bejibun, baik yang panggung-panggung, majelis pengajian maupun yang ditampil melalui postingan diberbagai media sosial. Pokoknya urusan da’wah/tausiah untuk menjadikan kita itu sehat jiwa dan raga (berakal) sudah sangat buanyaakkk. Termasuk dalam kehidupan bernegara, berpolitik yang benar, juga sudah dipaparkan secara terang benderang. Namun pertanyaannya bagaimana dalam tatanan praktiknya?

Kini bangsa Indonesia tengah memasuki masa pesta demokrasi lima tahunan. Dimana perjalanan bangsa ini akan ditentukan tahun depan (2024) mendatang. Sebuah pertaruhan besar bagi kita dalam menjalaninya.

BACA JUGA :  Nikmat dan Cobaan Tak Lepas Dari Kehidupan Kita

“iya , bertaruh. Seperti yang kamu sebutkan dari ungkapan para Aulia ‘betapa indahnya kita bisa mengamalkan isi dari majelis ta’lim’, ini moment yang harus kita ambil untuk pengaplikasiannya,”

Begitu pandangan seorang teman saat berdiskusi soal pelaksanaan pemilu yang semestinya luber jurdil. Dimana ada kata jujur di dalam prinsip pemilu yang dianut di negeri tercinta ini. Katalognya sudah sangat lengkap.

Apalagi untuk ukuran di negeri ini (Serambi Makkah), kejujuran sudah pasti acapakali disampaikan melalui majelis-majelis ta’lim. Termasuk jujur (tidak curang) dalam melakoni peran di dunia politik kita.

Praktiknya, dalam setiap masa pemilu kalimat-kalimat mengajak seseorang untuk mengambil peran dengan iming-iming materi sesaat dari masa ke masa semakin dominan. Jangan msyarakat tak mampu, para leader muslim yang jelas-jelas memiliki katalog pun tidak sedikit yang turut terseret pada kepentingan materi sesaat itu.

Hingga saat ini tidak sedikit orang berkeluh kesah dengan para pemimpin negeri lantaran tidak bisa memenuhi harapan yang diinginkan.

Bagi saya hal ini aneh. Karena, bukankah mereka sendiri yang menginginkannya (memilih)? Nah, kalau sudah begini, sudahkah kita diingatkan jika hidup di dunia ini adalah pertaruhan. Untung atau rugi, silahkan bertaruh.

Afwan

Wassalam

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img

BERITA POPULER