Minggu, September 8, 2024
BerandaLinkPolesiPemilu Turki, Erdagon atau Kemal, Minggu (28/5)

Pemilu Turki, Erdagon atau Kemal, Minggu (28/5)

Linkalimantan.com – Pemilihan Presiden Turki putaran kedua segera digelar. Siapa presiden terpilih, rakyat Turki akan menentukan apakah petahana Recep Tayyip Erdogan atau Kemal Kilicdaroglu pada Minggu (28/5) 2023.

Pada putaran pertama Pemilu Turki , Kilicdaroglu meraup 44,88 persen suara, kalah tipis dari Erdogan yang memperoleh 49,51 persen suara. Karena tak ada yang mencapai suara mayoritas atau lebih dari 50 persen, pemilu berlanjut ke putaran kedua.

Pemilu Turki diadakan setiap lima tahun. Kandidat presiden dapat dicalonkan oleh partai-partai yang telah melewati ambang batas pemilih 5 persen dalam pemilihan parlemen terakhir atau telah mengumpulkan setidaknya 100 ribu tanda tangan yang mendukung pencalonannya.

Kandidat yang memperoleh lebih dari 50 persen suara pada putaran pertama terpilih sebagai presiden.

Jika tidak ada kandidat yang memperoleh suara mayoritas, maka pemilihan dilanjutkan ke putaran kedua di antara dua kandidat yang memperoleh jumlah suara terbanyak pada putaran pertama.

Pada Pemilu Turki kali ini, masa depan Erdogan tidak terlihat gelap seperti yang diperkirakan beberapa orang awal tahun ini meskipun menghadapi oposisi terkuat terhadap pemerintahannya.

Baca juga  PN Jakarta Pusat Hukum KPU untuk Menunda Pemilu

Kritikus berpendapat bahwa Erdogan semakin memperkuat basis dukungannya dengan melontarkan tuduhan yang tidak didukung di kubu oposisi. Ia menuduh Kilicdaroglu berkolusi dengan kelompok teror Kurdi.

“Strategi ‘bukan Muslim yang baik dan didukung oleh teroris’ menarik pemilih sayap kanan yang seharusnya memilih Kilicdaroglu,” kata Soner Cagaptay, peneliti senior di Washington Institute for Near East Policy, dikutip dari CNNIndonesia.

Pemungutan suara besok adalah putaran kedua pilpres pertama di Turki.

Saat ini, Erdogan dinilai siap untuk bertahan dari perubahan politik Turki. Dia juga sempat berjanji untuk menggandakan kebijakan yang dinilai bisa mengkonsolidasikan pemerintahan meski memperburuk masalah di negaranya.

“Pertanyaannya bukanlah ‘apakah dia akan menang’, tetapi ‘kemenangan seperti apa yang akan terjadi’,” cetus Cagaptay.

Jika menang, Cagaptay menyebut Erdogan akan mendapat pembenaran “atas kebijakan-kebijakan ekonominya yang tak ortodoks, lemahnya penegakan hukum, dan berakhirnya kemandirian sosial.” (spy/net)

BERITA TERKAIT

TERPOPULER