Link,Jakarta – Presiden Joko Widodo menyebut pemerintah berhasil menurunkan angka stunting selama sepuluh tahun masa kepemimpinannya. Hal ini disampaikan Presiden dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
“Angka stunting mampu kita kurangi dari sebelumnya 37,2 persen. Yakni, menjadi 21,5 persen di tahun 2023,” kata Presiden Jokowi.
Dalam menurunkan angka stunting, pemerintah melakukan berbagai intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Hal ini seperti ditegaskan Asisten Deputi Bidang Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK, Jelsi Natalia Marampa.
“Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, dengan sasaran utama adalah 1000 hari pertama kehidupan. Selain itu pendekatan lebih awal lagi juga dilakukan, yaitu kepada para remaja, pasangan usia subur, hingga ibu hamil, baik dengan intervensi spesifik maupun intervensi sensitif,” ujar Jelsi, saat berbincang bersama Pro 3 RRI, Jumat (16/8/2024).
Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah, sebut Jelsi, tidak hanya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mencegah stunting. Namun upaya konkrit seperti menyediakan berbagai alat penunjang untuk memantau garfik perkembangan bayi dan balita.
“Kami menyediakan antropometri yang terstandar di seluruh posyandu. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur tinggi badan dan berat badan balita,” katanya.
Untuk memberikan layanan yang baik di posyandu, Jelsi menyebut, pemerintah juga terus mendorong pemberian pelatihan untuk para kader.
“Selain itu ada pemberian makanan tambahan (PMT) lokal. Sasarannya adalah balita dan ibu hamil dengan kondisi berat badan yang tidak naik,” ujarnya.
Tidak hanya di Posyandu, Jelsi menyebut, pemerintah juga memperhatikan layanan di puskesmas. Salah satunya dengan menyediakan alat USG di seluruh puskesmas di Indonesia.
“Penyediaan USG di seluruh puskesmas yang dapat dipakai untuk memantau tumbuh kembang janin pada ibu hamil,” kata Jelsi. Saat ini, lanjutnya, pemerintah terus gencar mengatasi stunting di Indonesia.
Hal ini, sambungnya, karena pemerintah memiliki target menurunkan prevalensi stunting sampai 14 persen di tahun 2024 ini “Kami optimis dengan sinergi antar-kementrian/lembaga, kami serentak melakukan pencegahan stunting, kamu punya data anak-anak yang mengalami masalah gizi,” ujarnya.
“Dengan data-data ini, akan memudahkan kami untuk memberikan intervensi yang tepat sasaran. Dan ini merupakan upaya yang berkesinambungan terhadap balita yang memiliki masalah gizi tadi,” ucapnya.