Link, Banjarbaru – Sepinya Pusat Kuliner Minggu Raya beberapa tahun belakangan ini jelas membuat prihatin berbagai pihak. Utamanya mereka yang telah mengenal latar belakang kawasan tersebut.
Yani Makkie misalnya, mengungkapkan pemikirannya melihat kondisi Pusat Kuliner Minggu Raya yang kian memprihatinkan dan membutuhkan sentuhan rasa peduli dari semua pihak.
“Kondisi seperti ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berlarut. Perlu urung rembuk para penggiatnya, yang pada intinya bersama-sama mencari solusi mau diapakan kawasan yang begitu melegenda ini,” ungkapnya saat nongkrong bersama Linkalimantan.com di salah satu warung Minggu Raya, Kamis, 7 Agustus 2025 malam.
Bagi mantan Kadisporabudpar Kota Banjarbaru yang kini fokus digiatan seni budaya ini, penataan ulang menjadi salah satu solusi yang bisa dilaksanakan. Terlebih lagi, saat ini Kota Banjarbaru dipimpin Walikota yang begitu peduli dengan para pelaku UMKM sebagaimana para penggiat di Minggu Raya.
“Selain bangunannya yang cukup tua, jenis kuliner di sini juga menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan. Kalu dulu kan jenis kulinernya menu tradisional khas Banjar. katakannlah dari nasi punduk, buras hingga Katupat Kandangan ada dan bisa dinikmati di sini,” ungkap pria yang belakangan lebih banyak nongkrong di Mass L membina para pelaku seni budaya pemula ini.
Sementara jenis kuliner yang saat ini mendominasi di Pusat Kuliner Minggu Raya nyaris tak berbeda dengan kios-kios malam di sekitaran Lapangan Murjani.
“Tak kalah penting, dulu di Minggu Raya itu selalu ada gelaran music. Apakah itu music akuistik maupun band anank muda Kota Banjarbaru. Nah, ini juga menjadi salah satu faktor yang harus diakui menghidupkan kawasan ini,” ujar budayawan Kota Banjarbaru ini santai.
Sementara itu, seperti malam-malam sebelumnya dari pantauan Linkalimantan.com bagian utama tempat pengunjung datang sangat lengang. Beberapa kios tertutup rapat, sedangkan kursi-kursi sudah pasti banyak yang kosong. (spy)
