Selasa, April 16, 2024

Review Film The Black Phone Yang Mencekam

Pemandangan Kota Denver di tahun 1978 terlihat begitu mencekam di tangan sutradara Scott Derrickson. Kehidupan di kota tersebut diteror oleh penculikan anak yang tak kunjung terselesaikan oleh pihak kepolisian setempat. Finney (Mason Thames) dan adiknya, Gwen (Madeleine McGraw), merasakan keresahan aksi penculikan di kota Denver yang dilakukan oleh The Grabber (Ethan Hawke).

Selain ancaman dari The Grabber, Finney dan Gwen juga harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ayahnya adalah seorang alkoholik yang doyan menyiksa anak.

The Black Phone merupakan karya comeback horor Scott Derrickson setelah melahirkan pahlawan super Marvel, Doctor Strange di tahun 2016. Derrickson kembali bekerja sama dengan Ethan Hawke yang sebelumnya melahirkan karya horor lain berjudul Sinister. Finney yang diceritakan sebagai remaja “cupu” di sekolah menjadi korban terakhir dari The Grabber.

Ia diculik saat pulang dari sekolah menuju sebuah rubanah gelap di kediaman The Grabber. Di rubanah tersebut, Finney melihat sebuah telepon berwarna hitam yang kabelnya sudah terputus. Telepon hitam itu sesekali berdering dan Finney mendengarkan suara misterius dari korban-korban penculikan The Grabber. Elemen horor dibangun oleh Scott Derrickson dengan sangat hati-hati dan pelan di film kali ini. Namun cerita yang diangkat cukup solid karena mengadaptasi dari sebuah cerita pendek karya Joe Hill, yang tak lain adalah putra dari maestro horor Stephen King.

Dengan modal cerita yang kuat, Scott Derrickson juga sangat terbantu oleh kemampuan akting para pemainnya. Thames dan McGraw terlihat begitu natural memerankan sosok kakak beradik Finney dan Gwen. Keduanya memiliki masa depan yang cukup cerah di industri perfilman Hollywood setelah film ini dirilis.

Selain itu, Ethan Hawke juga tampil sangat apik sebagai The Grabber yang mengenakan topeng. Walau hanya berdiam diri tanpa berbicara, aura horor mencekam sudah bisa dirasakan penonton di adegan-adegan The Grabber. Meskipun berlabel film horor, Scott Derrickson menawarkan sensasi horor yang berbeda dari sekadar hantu-hantuan biasa. Ia menggunakan sedikit jump-scare yang uniknya ditempatkan secara tepat sehingga selalu sukses mengejutkan penonton.

The Black Phone menempatkan dirinya sebagai film horor yang juga akan terasa sangat personal bagi sebagian orang dan cukup menegangkan. Terlepas dari premisnya yang terasa kurang gelap, film ini menjadi comeback solid untuk Scott Derrickson. Saksikan The Black Phone yang akan mulai meneror para penonton di bioskop pada 22 Juni 2022.(wahyu/net)

spot_img
spot_img
spot_img

TERPOPULER

spot_img
spot_img
spot_img