Kamis, Oktober 16, 2025
Google search engine
BerandaSosial & BudayaLinkEducationSekolah Rakyat Terapkan Kartu Pintar

Sekolah Rakyat Terapkan Kartu Pintar

Link, Jakarta – Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh Pemerintah melalui Kementerian Sosial dan berbagai kementerian/lembaga kini resmi mengintegrasikan sistem teknologi canggih untuk mendukung transparansi dan keamanan siswa. Salah satunya adalah penggunaan smart card (kartu pintar) yang memungkinkan seluruh aktivitas siswa terekam secara real time dan bisa dipantau langsung oleh orang tua dari rumah.

Direktur Sales and Marketing PT Teknologi Kartu Indonesia, Agung Putra Setiawan, menjelaskan bahwa sistem ini telah siap digunakan dan telah terhubung dengan aplikasi orang tua berbasis Android yang bisa diunduh melalui Playstore secara gratis.

“Setiap anak memiliki kartu yang digunakan untuk absen, masuk kelas, ke ruang makan, ke asrama, hingga beribadah. Semua aktivitas mereka akan muncul langsung di aplikasi orang tua. Bahkan kalau anak tidak makan tiga kali, bisa langsung diketahui,” ujar Agung dalam kunjungan di Sentra Handayani, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025).

Menurut Agung, dashboard pemantauan ini juga terhubung ke pihak sekolah dan Dinas Sosial. Semua data tercatat secara real time dan bisa dijadikan dasar monitoring intervensi jika ada kejanggalan atau kebutuhan khusus dari siswa.

Menteri Sosial Syaifullah Yusuf memastikan bahwa meskipun siswa tinggal di asrama penuh, sekolah tetap membuka diri untuk komunikasi langsung dengan orang tua. Bahkan, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar tidak ada pembatasan bagi orang tua yang ingin bertemu anaknya kapan pun.

“Kalau orang tua rindu, sekolah wajib memfasilitasi. Presiden minta disiapkan ruang khusus untuk pertemuan antara orang tua dan anak,” ujar Gus Ipul.

Namun demikian, penggunaan HP pribadi bagi siswa tetap dibatasi demi menjaga fokus dan ketertiban. Komunikasi akan difasilitasi melalui aplikasi pemantauan dan jadwal komunikasi yang disiapkan oleh pihak sekolah.

Dalam sistem kartu pintar yang diterapkan, tercatat juga data konsumsi makanan siswa. Jika dalam sehari siswa hanya makan dua kali dari standar tiga kali, maka sistem akan langsung memberikan sinyal.

“Misalnya ada siswa yang absen makan siang, sistem akan beri notifikasi. Apakah sakit, atau ada gangguan lain, semua bisa ditelusuri,” kata Agung.

Untuk tahun pertama ini, sekolah rakyat masih berjalan di lokasi rintisan seperti Sentra Handayani. Namun tahun depan, akan beralih ke sekolah permanen dengan kapasitas hingga 1.000 siswa per sekolah — atau total 300 ribu siswa jika program ini berkembang nasional seperti yang direncanakan.

Setiap kegiatan siswa, mulai dari masuk kelas, beristirahat, belajar malam, hingga beribadah, dicatat secara digital dan masuk ke sistem. Absensi dilakukan dengan sistem tapping kartu di setiap ruangan yang disiapkan.

“Dengan sistem ini, kita tahu anak sedang berada di mana. Kita bisa tahu kalau ada siswa yang tidak berada di kamar saat jadwal istirahat, atau tidak ikut belajar malam,” jelas Agung.

Sementara itu, jadwal siswa selama simulasi berjalan dari pagi hingga malam dengan jadwal padat. Mulai dari cek kesehatan, pembelajaran, istirahat, hingga kegiatan keagamaan.

Program Sekolah Rakyat ini bukan hanya menyediakan fasilitas pendidikan gratis, tetapi juga menerapkan manajemen presisi berbasis teknologi dan AI. Sistem ini diharapkan menjadi model pendidikan nasional masa depan.

“Anak-anak dari keluarga miskin yang dulunya terpinggirkan, kini mendapat layanan pendidikan terbaik dengan sistem digital, gizi terjaga, dan potensi yang dimaksimalkan,” pungkas Gus Ipul.

Sekolah Rakyat terbukti bukan sekadar inovasi, tetapi revolusi sosial dan pendidikan berbasis data yang mendobrak batas kesenjangan. Sebuah langkah konkret menuju generasi emas Indonesia 2045.

sumber : infopublik.id

BERITA TERKAIT

BERITA TERBARU