Kamis, Maret 28, 2024

Sesar Patahan Cugenang Pemicu Gempa Cianjur

Link – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan jika gempa Cianjur berkekuatan 5,6 magnitudo dipicu pergeseran sesar baru yang dinamakan Patahan Cugenang.

 

“Dari hasil penelusuran, ditemukan ada patahan yang baru teridentifikasi, karena patahan ini melintasi kecamatan Cugenang maka ditetapkan (namanya) Patahan Cugenang,” kata dia saat konferensi pers daring, Kamis (8/12/2022) sebagaimana dilansir https://www.detik.com/ .

 

Dia mengatakan jika patahan yang baru saya terbentuk atau ditemukan ini melintasi 9 desa di dua kecamatan dengan straight atau lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara.

 

Sembilan desa yang dilintasi garis patahan tersebut ialah 8 desa di Kecamatan Cugenang yang terdiri dari Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. Selain itu ada juga satu desa lainnya di ujung patahan yakni Desa Nagrak Kecamatan Cianjur.

 

“Panjang patahan ini sekitar 9 kilometer, dengan radius berbahaya kiri-kanannya 300-500 meter,” kata dia.

 

Berdasarkan hasil survey lapangan tersebut, zona berbahaya yang direkomendasikan untuk direlokasi mencapai 8,09 kilometer persegi dengan total lebih kurang 1.800 rumah tinggal.

Baca Juga  Presiden Lepas Bantuan Kemanusian ke Turki dan Suriah

 

Menurut dia, kawasan di zona berbahaya tersebut harus dikosongkan dari bangunan tempat tinggal, namun bisa dialihkan menjadi lahan pesawahan, resapan, hingga konservasi.

 

“Lahan tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk kawasan nonstruktural. Bisa untuk lahan pesawahan, dihijaukan, serapan, konservasi, atau bahkan wisata tanpa adanya hotel. Konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan sehingga jika terjadi gempa agar tidak ada runtuhan bangunan dan korban jiwa,” ucap dia.

 

Dia menambahkan selain sesar baru Cugenang, pihaknya juga mengimbau pemerintah untuk memperhatikan sesar aktif lain. Diharapkan peta sesar yang sudah ada dijadikan acuan untuk tata ruang wilayah.

“Diharapkan garis sesar lainnya juga tidak ada bangunan di atasnya. Kalaupun ada bangunan di radius kurang dari 200 meter, diharapkan bangunannya berteknologi tahan gempa. Jadi ini memang harus diperhatikan secara tata ruang wilayah,” pungkasnya.(link/net)

Sumber: https://www.detik.com/

TERPOPULER