Link, Banjar – Acara yang rutin digelar setiap bulan yaitu Sholawatan dan Tausyiah dihadiri oleh masyarakat serta Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov Kalsel dengan menghadirkan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jorong, Tuan Guru Haji Mukri Yunus sebagai penceramah. Digelar di Bumi Shalawat Alam Roh 88 Desa Kiram, Kabupaten Banjar pada Jumat (26/1) malam.
Dalam sambutannya, yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kalsel, Muhammad Syarifuddin, Paman Birin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada para tamu undangan serta seluruh jamaah yang telah hadir di Bumi Shalawat Alam Roh 88. Beliau juga berharap bahwa kegiatan semacam ini dapat menjadi sarana untuk memperkuat semangat keimanan dan sekaligus mempererat silaturahmi antara sesama jamaah.
“Melalui kegiatan ini, kita tentunya mengharapkan keberkahan, kebaikan, dan kemakmuran di bumi Kalimantan Selatan,” ungkapnya.
Selain itu, Paman Birin menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini dapat menjadi sarana untuk memperkuat semangat keimanan masyarakat sekaligus mempererat tali silaturahmi antara sesama jamaah.
“Siraman rohani seperti ini sangat dinanti untuk memperkuat semangat keimanan, juga sekaligus mempererat siraturahmi antara sesama jamaah,” harap Paman Birin.
Sementara itu, dalam tausiahnya yang berlangsung khidmat, Tuan Guru Haji Mukri Yunus menjelaskan bahwa setiap muslim yang telah memenuhi syarat wajib sholat memiliki kewajiban untuk menunaikan salat 5 waktu setiap hari.
Hikmah dan urgensi pelaksanaan shalat lima waktu ini merujuk pada peristiwa Isra Mi’raj, sebuah perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Perintah melaksanakan sholat lima waktu diterima oleh Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi’raj. Saking istimewa kedudukan ibadah ini, Rasulullah SAW melalui sebuah hadis menegaskan bahwa shalat adalah tiang agama,” kata Tuan Guru Haji Mukri Yunus.
Dalam tausiah yang mendalam, Tuan Guru Haji Mukri Yunus, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jorong, mengungkapkan hikmah Isra Mi’raj bagi umat Islam dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya terkait pelaksanaan shalat wajib lima waktu.
Tuan Guru Haji Mukri Yunus menjelaskan bahwa setiap muslim yang telah memenuhi syarat wajib sholat memiliki kewajiban untuk menunaikan salat 5 waktu setiap hari. Hikmah dan urgensi pelaksanaan shalat lima waktu ini merujuk pada peristiwa Isra Mi’raj, sebuah perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Perintah melaksanakan sholat lima waktu diterima oleh Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi’raj.
Saking istimewa kedudukan ibadah ini, Rasulullah SAW melalui sebuah hadis menegaskan bahwa shalat adalah tiang agama,” kata Tuan Guru Haji Mukri Yunus.
Isra Mi’raj, lanjutnya, adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian melintasi 7 lapis langit hingga mencapai Sidratul Muntaha untuk bertemu langsung dengan Allah SWT.
“Di pertemuan itu, Allah SWT menitahkan kewajiban sholat sebanyak 50 waktu dalam sehari semalam. Rasulullah SAW kemudian beberapa kali mengajukan keringanan atas saran Nabi Musa AS. Namun, pada akhirnya, Nabi Muhammad tidak meminta keringanan lagi setelah kewajiban sholat diringankan menjadi lima waktu dalam sehari semalam,” tambahnya.
Tuan Guru Haji Mukri Yunus menekankan bahwa shalat lima waktu merupakan amanah yang harus diemban oleh setiap muslim sebagai bentuk ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT. Keringanan yang diberikan Allah dalam kewajiban sholat merupakan bukti rahmat-Nya kepada umat Islam. Oleh karena itu, menjalankan shalat lima waktu bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan meraih keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
Acara kemudian ditutup dengan pembacaan tahlil oleh dan doa yang dibacakan oleh Pimpinan Majelis Dzikir Ihya Ulumuddin Gambut, Habib Ali bin Abdullah Alaydrus.
Tampak hadir pada acara tersebut yaitu Gubernur Kalsel, H. Sahbirin Noor atau Paman Birin didampingi habaib, para ulama dan sejumlah Kepala SKPD di Lingkungan Provinsi Kalsel serta tokoh muda Banua yang juga merupakan anak Paman Birin, H. Sandi Fitrian Noor. (tri)