Rabu, Juli 2, 2025
BerandaHeadlineSila Pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Sila Pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Bismillahhirahmannirahim
Lambang dari sila pertama adalah bintang berwarna kuning. Dikutip dari laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sila pertama dalam teks Pancasila bermakna bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan kepercayaan yang dianut oleh masing-masing individu.

SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL
Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan

Di Negeri Serambi Makkah nilai-nilai kultur dan budaya jelas sekali tidak terlepas dari makna yang terkandung dalam Sila Pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dimana ajaran Islam dengan Kita Suci Al-Qur’an menjadi panduan dalam hidup dan kehidupan sebagaimana yang telah dipondasikan para pendiri Negeri Serambi Makkah.

Kita harus meyakini bahwa dimanapun kita berada, kapan pun dan bagaimana pun keadaan kita, di sana Allah selalu memantau kita dan kita pun tidak bisa ları dari pantauan Allah atau penglihatan Allah. Ini adalah pelajaran yang sangat penting dan berharga. Karena dalam AlQur’an menjelaskan bahwa Allah selalu memperhatikan (memantau) kita. Tidak ada hal Sekecil dan sebesar apapun yang terlepas /lewat dari pengetahuan Allah (dilihat Allah).

Alkisah ada sebuah riwayat yang menceritakan, ketika ada seorang yang datang kepada Imam Husain (Cucu Nabi SAW) dan dia berkata: sungguh aku tidak mampu untuk menahan hawa nafsu ku. Sehingga aku ingin sekali berbuat maksiat.

Maka Saidina Husain berkata: Carilah Tuhan Selain Allah lalu bermaksiatlah Engkau! Tinggallah engkau di bumi selain bumi Allah lalu bermaksiatlah engkau! Carilah rizki Yang bukan dar rizki Allah, lalu bermaksiatlah engkau!, Dan carilah tempat yang tidak terlihat oleh Allah, lalu bermaksiatlah engkau!.

Apabila kelak datang ‘Izrail (Malaikat pencabut nyawa) untuk mencabut nyawa mu dan tolaklah dia. Dan bila engkau memiliki itu, silahkan bermaksiat!

Seketika Orang itu berteriak dan berkata: Aku mencari Tuhan selain Allah ? Aku bisa hidup di bumi selain bumi Allah? Di mana aku bisa makan dan memperoleh rizki, selain dari rizki dari Allah? Di mana ada tempat yang tak terlihat oleh Allah? Siapa yang mampu.

BACA JUGA :  Konflik Kenapa Sering Terjadi di Serambi Makkah (1)

Dan setiap manusia telah kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya dilehernya dan pada hari kiamat kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah kitab itu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas amtal mu.

Semua hal dari yang terkecil sampai yang terbesar semua terpantau oleh Allah seperti Firman Allah dalam QS Alkahfi 49

“Dan diletakkanlah (Catatan amal) lalu engkau akan melihat orang yang berdosa Merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya dan mereka berkata betapa celaka kamı, Kitab apakah ini. Tidak ada yang tertinggal baik yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuonya “dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis) dan Tuhan mu tidak menghakımi seorang jua pun (S. KahFl. 49).

Nukilan tulisan diatas bukankah selaras dengan ideolagi bangsa kita Indonesia yang kita cintai ini. banyak moment yang telah dipersiapankan para penderi negeri sebagai wadah memberikan potensi terbaik kita kepada tanah air, bangsa dan negara sesuai dengan makna Sila Pertama Pancasila.

Saat ini salah satu momen itu adalah Pemilu 2024. Di momen ini seluruh rakyat Indonesia yang memiliki hak dipilih maupun memilih akan memperkaya catatan di lembaran kitabnya masing-masing.

Baik buruk catatan yang kita torehkan di kitab yang kelak memberikan kesaksian, terserah masing-masing diri. Tetapi sungguh beruntunglah mereka yang bisa memanfaatkan momen lima tahunan ini untuk memberikan yang terbaik sesuai yang telah diajarkan para pendiri negeri.

Afwan
Wassalam

 

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA POPULER