Link, Banjarmasin – Lahirnya film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Matahari Dari Bumi Banjar adalah bentuk apresiasi terhadap dedikasi Datu Kelampayan bagi masyarakat Kalsel dan Indonesia.
Dari film tersebut, Universitas Terbuka (UT) Banjarmasin resmi meluncurkan Buku “Kisah Syekh Muhammad Arsyad Al – Banjari : Perspektif Genzi terhadap Film Matahari dari Bumi Banjar”, Jumat (24/11/2023) di Hotel Rattan Inn Banjarmasin.
Direktur UT Banjarmasin Ir Mochamad Priono MSi menceritakan, dibuatnya buku yang digarap Abdul Rochim Al-Audah dan kru ini, berawal dari nonton bareng film Datu Kelampayan yang diadakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel.
Selanjutnya, UT Banjarmasin termotivasi untuk menyelenggarakan lomba sinopsis film tersebut, yang ternyata mendapat perhatian besar di kalangan generasi muda di Kalsel.
UT Banjarmasin pun ingin mensupport sinopsis ini, dengan dilanjutkan proyek penerbitan sebuah buku.
Dalam peluncuran buku ini, dihadiri Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor melalui Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Hj. Husnul Hatimah.
Peluncuran buku ini dirangkai dengan Rapat Koordinasi Pengurus Kelompok Belajar dan Sentral Layanan Universitas Terbuka Banjarmasin tahun 2023.
Paman Birin dalam sambutannya berharap film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kelampayan) yang digagasnya, menginspirasi bagi generasi muda untuk mempelajari sejarah dan mengenal tokoh-tokoh ulama di Kalsel.
Sekaligus ujar Paman Birin menunjuk bahwa Kalsel punya tokoh ulama yang menjadi pelita bagi Banua dan Negara.
“Jasa Datu Kelampayan sangat luar biasa, mulai dari buku yang beliau susun hingga melahirkan banyak ulama besar.
Meskipun sudah ratusan tahun beliau wafat, namun kebaikan yang diwariskan masih terasa sampai sekarang,” ujarnya.
Dinyatakan Gubernur, sebagai generasi penerus, sepatutnya bisa mewarisi nilai nilai segala kebaikan dan kemuliaan Akhlakul Karimah tokoh ini.
Sebuah kajian akademik ujarnya, tentu akan mempermudah untuk mempelajari sejarah Datu Kelampayan.
Pemprov Kalsel juga mengabadikan nama syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari berupa penamaan untuk mesjid di kawasan perkantoran Pemerintah Provinsi Kalsel di Banjarbaru.
“Insya Allah dengan meneladani kehidupan ulama, kita meneladani juga Rasulullah SAW, karena ulama adalah pewaris para nabi,” ujar Paman Birin.
Sementara, Direktur ABI Audah Center, Abdul Rochim Al-Audah mengapresiasi perhatian Paman Birin terhadap sosok ulama Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, mulai membuat film hingga penamaan untuk masjid.
Rochim Al-Audah yang berperan sebagai pengisi suara Datu Kelampayan di filmnya ini, berharap perhatian generasi muda saat ini tidak terputus kedepannya.
Banyak nilai-nilai keteladanan dari film ini yang dapat diambil ujarnya, antara lain, nilai religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air, bersahabat, gemar membaca, dan peduli sosial. (tri)