Link, Martapura – Tingginya intensitas curah hujan belakangan ini mulai merendam sejumlah kawasan pertanian di sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Banjar. Utamanya daerah-daerah rentan banjir.
Tingginya intensitas curah hujan yang terjadi sejak 4 November 2022 kemarin, menyebabkan desa di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Banjar kembali terdampak banjir luapan air sungai. Datangnya air bah mulai membuat rasa khawatir warga setempat.
Seperti yang dirasakan warga Desa Sungai Batang Ilir, Kecamatan Martapura Barat yang saat ini tengah sibuk memanen dan menjemur gabah padi di samping kiri – kanan ruas jalan Martapura Lama. Terlebih, ketinggian air Sungai Martapura sudah berada di bibir sungai, bahkan mulai merendam lahan pertanian warga setempat.
“Hampir 50 borongan tanaman padi jenis Siam dan Sentani saya terendam air banjir dengan ketinggian 100 Cm. Agar tidak busuk maka proses panen padi menggunakan arit agar lebih cepat,” ujar salah satu petani di Desa Sungai Batang Ilir, Hasbullah, kepada linkalimantan.com, Selasa (8/11/2022).
Kebetulan tambahnya, saat ini air banjir sudah datang.
“Alhamdulillah padi jenis Sentani yang saya tanam sudah mengurai, karena usai tanam jenis ini 100 hari sudah panen,” katanya.
Setelah dipanen, tambah pria yang sudah lanjut usia (lansia) ini, gabah padi tersebut langsung di rontokan dan dijemur agar tidak tumbuh kembali.
“Setelah selesai di jemur, hasil panen panen padi ini langsung saya jual, sisanya disimpan untuk bibit dan kebutuhan makan sehari-hari. Sehingga saat bencana banjir datang saya tidak perlu lagi khawatir gabah padi saya terendam air banjir seperti peristiwa banjir yang terjadi di penghujung 2020 lalu, hampir semua gabah padi saya terendam banjir,” akunya.
Dikonfirmasi melalui pesan singkat via WhatsApp, Camat Martapura Barat, Ahmad Rabani kembali mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap bencana banjir di tengah intensitas curah hujan yang cukup tinggi saat ini.
“Saat ini sudah memasuki musim penghujan, jadi saya mengimbau kepada warga agar selalu waspada, dan mengamankan jaringan listrik. Serta mempersiapkan penempatan gabah padi ketempat yang lebih tinggi agar tidak terendam banjir,” imbaunya.
Perlu diketahui sebelumnya, akibat didera bencana banjir besar yang terjadi di penghujung 2020 dan awal 2021 lalu, terdata sebanyak 13 desa di Kecamatan Martapura Barat terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi mulai dari 50 Cm hingga 150 Cm. Dan hampir semua gabah padi milik warga terendam banjir. Seperti yang terjadi di Desa Penggalaman tercatat sekitar 10.000 belek gabah padi terendam banjir. Dari jumlah tersebut dipastikan sekitar 300 – 400 belek gabah padi tidak dapat diselamatkan.(zainuddin/BBAM)