Link, Banjarmasin – Akibat gagal panen padi di Kalimantan Selatan (Kalsel), membuat stok beras lokal terbatas dan harga pun melambung naik. Pada gilirannya, inflasi di Kota Banjarmasin semakin tinggi.
Mengatasi inflasi tinggi, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin menyiapkan beberapa strategi. Antara lain menggunakan stok simpanan beras cadangan, memperbanyak pasar murah hingga ke 52 kelurahan.
Tak hanya itu, Pemko juga akan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) di APBD tahun 2023. Peruntukkannya demi memperluas kerjasama pengadaan bahan pokok yang terkena inflasi tinggi, yakni kerjasama antar daerah.
Salah satunya, menjalin kerjasama Pemko Banjarmasin dengan Pemerintah Daerah (Pemkab) Subang, Jawa Barat, untuk mendatangkan beras Pamanukan sebagai upaya menambah stok dan menurunkan inflasi.
Rencana mendatangkan Beras Pamanukan asal Subang ini dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar.
“Memang benar kita akan menjalin kerjasama antar daerah untuk mengatasi persoalan ini. Rencannya kita akan mendatangkan beras Pamanukan asal Subang, karena berasnya sama dengan beras yang biasa dikonsumsi masyarakat, yakni beras Banjar,” ucapnya.
Tezar, akrab disapa, pun mengakui, inflasi tertinggi dipicu beras lokal, karena produksi panen tahun lalu menurun signifikan, akibat serangan hama tungro, hingga stok sangat minim membuat harganya melambung di pasaran.
“Kita sudah menjalin kerjasama antar daerah dengan Kabupaten Batola dan Kabupaten Tanah Laut. Namun, stok beras mereka juga terbatas. Maka kita cari daerah lain, termasuk Subang dengan beras Pamanukannya,” katanya.
Siapa yang akan mendatangkan Beras Pamanukan ke Banjarmasin? Tezar menyampaikan, sejauh ini Pemko sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan PT Bangun Banua.
“Kita sudah mendapatkan persetujuan dari pihak PT Bangun Banua, demikian juga Pemprov Kalsel, dari Pemda Subang juga merestui ini. Tinggal realisasinya saja,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin, Awan Subarkah, menyatakan menyetujui pemenuhan beras lokal untuk daerah ini dari Subang, Jawa Barat.
Tapi tetap harus diperhitungkan betul, karena ini sifatnya sementara. Kalau ketersediaan beras Banjar sudah terpenuhi dan harga kembali normal, hendaknya mendatangkan beras dari luar daerah dihentikan.
“Memang harus seperti itu. Namun kita berpesan, jika ketersediaan beras lokal terpenuhi, hal ini bisa dihentikan,” pesannya.(spy)
Sumber: https://klikkalimantan.com/