spot_img

Pesta Demokrasi Semua Pihak Mestinya Bergembira

Bismillahhirahmannirahim
“Dalam kehidupan ada cahaya ada kegelapan. Ada yang manis yang pahit, Yang ada ada yang menangis ada yang tertawa” Demikian juga dalam berkopetisi di panggung pesta demokrasi kita.

SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL

Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan

Judulnya Pesta Demokrasi. Secara bahasa, istilah pesta pastinya prinsip dasarnya gembira. Tidak salah kalau ada kawan yang berpendapat, aneh jika dalam pesta demokrasi itu ada kesedihan apalagi putus asa hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Tanggal 14 Februari Tahun 2024, seluruh rakyat Indonesia yang memiliki hak suara akan memilih para wakilnya untuk menjadi bagian dalam menjelankan roda pemerintahan. Tak terkecuali rakyat Indonesia yang berhuni di Negeri Serambi Makkah, Kabupaten Banjar.

Di hari itu akan ada berita-berita yang tak jauh dari kalimat pembuka tulisan ini, “Ada yang manis yang pahit, Yang ada ada yang menangis ada yang tertawa”. Padahal idealnya semua pihak harus mengakhiri pesta demokrasi dengan suka cita.

Memang mudah diucap apalagi ditulis. Tetapi dalam praktiknya sebelum pesta demokrasi berada dipuncaknya pihak-pihak yang terlibat harus mempertaruhkan seluruh kekuatan energi demi untuk meraih tujuannya.

Baca juga  Nilai Iman Tercermin Pada Amal Perbuatan

Nah, ketika kita sudah mengetahui semacam itu, maka harus meyakini bahwa kita tidak akan pernah meraih sesuatu dalam kehidupan ini kalau kita tidak mempersiapkan diri dan mempersenjatai dalam kehidupan ini dengan senjata yang terdepan yakni KESABARAN.

Kita dianjurkan dan diperintahkan oleh Alquran untuk meraih sesuata melalui jalurnya. Usaha yang serius (senantiasa usaha) tetapi  usaha dijalurNya.

Surat Al bagorah: 189 menyebut:  “Kebaikan itu bukanlah orang yang melewati/masuk rumah lewat belakang, tetapi kebaikan itu adalah berkaitan orang yang bertaqwa. Kemudian datangilah rumah melalui pintunya”

Raihlah sesuatu itu melewati jalurnya, tidak ada dengan mengkhayal/harapan.

Allah pernah membicarakan mengenai orang-orang Yahud dan Nashoro, yang menganggap

Orang Yahud teriak teriak menganggap syurga hanya milik kami

Orang Nashoro teriak terjak menganggap syurga hanya milik kami.

Tetapi Allah berfirman; “Syurga bukanlah dengan khayalan (angan-angan) kalian atau angan-angan siapa pun dari ahli kitab. Tapi Syurga harus diraih dengan amal dan perbuatan.

Wassalam
Afwan

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU