Link, Jakarta – 7 September peringatan Hari Udara Bersih Internasional Tema untuk tahun 2024 ini adalah Berinvestasi dalam #CleanAirNow.
Dikutip laman PBB, tema ini menekankan kebutuhan mendesak akan kemitraan yang lebih kuat, peningkatan investasi, dan tanggung jawab bersama untuk memerangi polusi udara. Penyakit akibat pokusi udara ini merupakan faktor risiko kematian terbesar kedua.
Akibat polusi udara ini menyebabkan sekitar 8,1 juta kematian dini setiap tahunnya. Seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan akut.
Statistik membantu kita memahami besarnya masalah ini: 99 persen orang di seluruh dunia menghirup udara yang tercemar. Selain itu, polusi udara menyebabkan 8,1 juta kematian pada tahun 2021, dengan lebih dari 90 persen terkait dengan penyakit tidak menular.
Kemudian, lebih dari 700.000 kematian anak balita disebabkan oleh polusi udara rumah tangga dan luar ruangan. Sebuah angka yang mengkhawatirkan.
Sedangkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan di Indonesia dampak polusi udara sangat mengkhawatirkan. Dengan beban ekonomi mencapai sekitar 4 juta dolar AS setiap tahunnya karena biaya perawatan kesehatan dan berkurangnya produktivitas.
“Jumlah itu tidak hanya sekadar angka, tetapi juga memperlihatkan beban yang nyata untuk keluarga dan komunitas di Indonesia,” ujarnya seperti dikutip laman Antaranews.com. Hal itu dikatakan dalam diskusi tematik Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Jumat kemarin.
Untuk itu, kata dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini sudah mengintegrasikan data PM2,5. Dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ke dalam platform daring Satu Sehat milik Kemenkes.
Integrasi itu memberikan akses bagi masyarakat untuk memeriksa kondisi kualitas udara setiap saat sekaligus meningkatkan kesadaran terkait aktivitas luar ruangan di wilayah dengan polusi udara tinggi. “Kami juga meningkatkan kemampuan laboratorium kami untuk mengidentifikasi secara tepat tipe dan sumber polutan,” katanya.
Ia mengemukakan peralatan canggih digunakan termasuk high-volume air sampler atau pengukur polusi udara, kromatografi gas dan floresensi sinar-X. Peralatan jni digunakan untuk memberikan analisis yang akurat.
“Kemenkes terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait bahaya polusi udara. Dan bagaimana setiap orang dapat mengambil langkah perlindungan, termasuk menggunakan masker ketika kualitas udara berada dalam kategori buruk,” ucapnya.