Minggu, Februari 23, 2025
BerandaHeadlineMengatasi Hambatan, Inti Dari Perjalanan Iman Aktif

Mengatasi Hambatan, Inti Dari Perjalanan Iman Aktif

Bismillahirrahmanirrahim
Setiap perjalanan menuju pertumbuhan diri, pastı diwarnai oleh hambatan. Terutama ketika berbicara tentang iman. Hambatan sering kali tidak terlihat secara sisik, tetapi sangat nyata dalam pikiran dan hai kita.

Safariyansyah, Budayawan Spiritual
Mencari yang HIlang Memelihara yang Terlupakan

Mengatasi hambatan untuk mengaktifkan iman sebagaimana tulisan pekan lalu (31/1) menjadi tajuk bahasan luar biasa Ngaji Dialog yang dipandu sosok Birokrat Spiritual DR Mada Teruna di Beranda Lestari. Seperti biasa saya berkesempatan untuk menyampaikan nukilannya melalui rubrik ini.

Rasa takut, keraguan dan keyakinan yang membatasi dıri adalah musuh utama. Rasa takat membisikkan kegagalan, keraguan menahan langkah kita. Dan keyakinan yang membatasi diri mengurung kita dalam zona nyaman yang semu. Namun penting untuk memahami, bahwa hambatan ini bukanlah tanda bahwa kita lemah melainkan bukti bahwa kita sedang bertumbuh.

Hambatan adalah penguji tekad, sebuah undangan untuk melihat lebih dalam ke dalam diri dan menemukan keberanian yang tersembunyi.

Ketakutan seringkali muncul sebagai bayangan besar yang membesar besarkan resiko dan mengecilkan potensi kita. Untuk menghadapinya kita harus mengubah cara kita memandangnya. Bukannya melihat ketakutan sebagai rintangan. Tetapi anggaplah itu sebagai tanda bahwa kita sedang menghadapi sesuatu yang penting.

Ketakutan menunjukkan bahwa kita berada di ambang sesuatu yang bermakna, sesuatu yang layak untuk diperjuangkan.

Salah satu strategi untuk mengatasi ketakutan adalah dengan mengambil tindakan kecil yang konsisten. Langkah-langkah kecil ini mungkin tidak menghapus ketakutan sepenuhnya, tapi mereka membangun momentan yang perlahan-lahan melemahkan kekuatan ketakutan. Ingat! Keraguan di sisi lain sering berasal dari pertanyaan yang tak terjawab.

Apakan saya mampu ? Atau bagamana jika saya gagal? Untuk melawan keraguan kita perlu mengganti pertanyaan ini dengan afirmasi positif.

Fokuslah pada kekuatan dan kemampuan yang telah kita miliki, bukan pada kelemahan. Ingatlah bahwa keraguan tidak memiliki kekuatan, kecuali jika kita memberinya perhatian yang berlebihan.

Keyakinan yang membatasi diri adalah pola pikir yang kita tanámkan tanpa sadar. Seringkali berdasarkan pengalaman masa lalu atau suara orang lain. Keyakinan Seperti; “Saya tidak cukup baik atau “Ini terlalu sulit untuk saya” Semua itu  adalah rantai/belenggu yang menahan kita dari potensi sebenarnya.

“Pertanyaannya, bagaimana kita bisa mengubahnya?” Menjawab pertanyaan ini DR Mada memAparkannya dengan begitu apik.
Untuk mengubah keyakinan langkah pertama adalah menyadarinya. Tantang setiap keyakinan yang muncul dengan pertanyaan: Apakah ini benar? dan “Apakan ini membantu saya tumbuh?

Setelah itu gantilah keyakinan yang membatasi dengan yang “memberdayakan”.
Misalnya ubah kalimat “Saya tidak cukup baik”  menjadi  “Saya selalu belajar dan berkembang”

Keyakinan baru ini akan membuka pintu bagi keberanian dan tindakan. Mengatasi hambatan adalah inti dari perjalanan iman aktif. Ketakutan, keraguan dan keyakinan yang membatasi bukanlah akhir dari cerita, tapi bagian dari perjalanan yang membentuk kita.

Mereka mengajarkan kita untuk menjadi lebih sadar, lebih berani dan lebih percaya pada diri sendiri. Dalam mengatasi hambatan, kita menemukan kekuatan Yang tersembunyi dalam diri kita.
Langkah kecil, tekad yang kuat dan kemauan untuk terus maju meskipun lambat adalah kunci untuk melampaui batasan.
Iman aktif tidak hanya membuat kita menghadapi hambatan saja, tapi juga membantu kita tumbuh melaluinya.

AFWAN
WASSALAM

BERITA TERKAIT
spot_img
- Advertisment -spot_img

BERITA POPULER