Senin, Desember 1, 2025
Google search engine
BerandaHeadlineHikmah Tak Ditemukan Dalam Meniru, Tapi Dalam Memahami

Hikmah Tak Ditemukan Dalam Meniru, Tapi Dalam Memahami

Bismillahirrahmanirrahim
Banyak orang gagal dalam hidup bukan karena mereka tidak pintar, tapi karena mereka menyalin jawaban orang lain (meniru) tanpa memahami soalnya sendiri. Mereka melihat orang lain sukses di dunia bisnis lalu mereka ikut-ikutan berbisnis tanpa memahami passion dan kemampuannya mereka melihat orang lain menikah muda lalu mereka buru-buru menikah tanpa kesiapan mental.

Safariyansyah, Budayawan Spiritualis
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan

Pemahaman mendalam tentang kehidupan menjadi materi krusial dalam kajian di Beranda Lestari kediaman DR Mada Teruna sang Birokrat Spiritualis, berikut nukilannya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak sedikit orang yang melihat orang lain populer lalu mereka berusaha menjadi terkenal, mesti harus kehilangan jati diri mereka “Meniru (menyontek) tidak akan membawa mu ke tempat yang benar”.

Setiap orang memilik perjalanan yang unik (apa yang berhasil untuk mereka, belum tentu berhasil untuk mu). Jika kau mencoba memakai kunci jawaban orang lain, maka kau akan lebih mungkin menirukan kekacauan dalam hidup mu sendiri.

Terkadang kau harus berani melangkah sendirian, kau harus berani mempercayai bahwa meskipun jalur mu berbeda itu bukan berarti kau tersesat. Mungkin jalur mu lebih sunyi, lebih terjal, lebih menyakitkan, tapi jika itu memang ujian yang diberikan untuk mu berarti hanya dengan menempuhnya, maka kau akan sampai pada tujuan mu “Jangan takut untuk berbeda. Jangan takut tidak seperti orang lain”,

Yang perlu kau takutkan adalah:
-Jika kau habiskan seluruh hidup mu meniru orang lain, hanya menyadari di akhir bahwa bau tidak pernah menjadi diri mu sendiri.
Oleh karena itu, percayalah bahwa “Pemilik hidup telah memberikan soal yang sesuai dengan jiwa mu, kau hanya perlu mencari jawaban di dalam diri mu sendiri bukan di lembar jawaban orang lain”:

“Janganlah kalian menjadi orang-orang yang ikutan berkata: Jika manusia berbuat baik, kami pun akan berbuat baik jika mereka berbuat zhalim, kami pun akan berbuat zhalım. Tetapi, kuatkanlah diri mu jika manusia berbuat baik, berbuat baiklah jika mereka berbuat buruk, janganlah kalian berbuat zhalim” (HR. HR Tirmidzi).

Hadits ini menegaskan, bahwa kebijaksanaan tidak lahir dan sekadar mengikuti, arus, tetapi dari keteguhan batın untuk memilih kebaikan, terlepas dari perilaku orang lain. Jiwa yang matang tidak terombang-ambing oleh keadaan sekitar, sebab pemahamannya berakar pada prinsip, bukan pada tiruan.

Inilah panggilan untuk membangun kesadaran yang jernih agar setiap tindakan bersumber dari kedalaman hati, bukan dar gema langkah orang lain.

AFWAN
WASSALAM

BERITA TERKAIT

BERITA TERBARU