Bismillahirrahmanirrahim
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong (hoaks) itu adalah kelompok di antara kamu (juga)”.
Safariyansyah, Budayawan Spiritual
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan
Bertajuk Ngaji Dialog di Beranda Lestari tepatnya kediaman seorang Birokrat Spiritualis DR Mada Taruna, bahasan berita bohong (hoaks) menjadi tajuk yang sangat krusial dibahas. Apalagi saat ini kita semua (rakyat Indonesia) tengah berada di masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilaksanakan serentak se Indonesia.
Pesta demokrasi Pilkada Serentak 2024 ini terasa sangat istimewa. Mengingat moment ini pertama kali terjadi di ranah politik bangsa dengan penduduknya yang mayoritas umat muslim. Dipastikan seluruh elemen kehidupan demokrasi sibuk. Semua pihak yang berkompetisi pasti menginginkan kemenangan.
Nah, disinilah pesoalan krusial itu berpotensi besar terjadi. Utamanya jika ada kelompok-kelompok (sesat) tertentu yang menginginkan kemenangan menjadi harga mati. Apa pun akan dilakukan untuk meraihnya. Termasuk menyebarkan berita-berita bohong demi mengalahkan rival politiknya.
Siapa mereka, saya sepakat dengan Birokrat Spiritualis DR Mada Taruna yang menyebutkan mereka adalah para jahiliah modern. Modern, karena persoalan ini merupakan peristiwa yang sudah ada sejak masa-masa anbiya.
Penyebaran berita bohong bukan terjadi di masa modern sekarang ini saja. Sejak masa-masa Anbiya persoalan ini pun bermunculan. Hasilnya? Hanya perpecahan umat yang terjadi.
Ingat bukan hanya manusia awam saja yang menjadi sasaran, para anbiya pun tak luput dari sasaran manusia-manusia jahiliah. Itu semua terekam jelas dalam Kitab Suci Alquran.
Disebutkan dalam QS Surat An Nisa Ayat 11;
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah kelompok di antara kamu (juga). Janganlah kamu mengira bahwa peristiwa itu buruk bagimu, sebaliknya itu baik bagimu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Adapun orang yang mengambil peran besar di antara mereka, dia mendapat azab yang sangat berat”.
Nah, dari yang tersebut di dalam surat ini sudah sangat jelas sekali jika Allah SWT sangat murka dengan orang-orang yang membawa berita bohong. Ironis bukan! Realitanya di saat-saat seperti sekarang justru berita-berita bohong dipelihara sedemikian rupa dengan tujuan untuk meraih apa yang diinginkan. Dalam hal ini oleh kelompok-kelompok yang tidak ingin dikalahkan oleh sang rival. Sementara, kita ini (warga Kabupaten Banjar) dikenal sebagai daerah yang kental dengan kehidupan religiusnya.
Menyebarkan berita bohong jelas perbuatan tercela bahkan ancamannya azab yang sangat berat, mereka yang mengambil bagian terbesar dari dosa yang diperbuatnya, yakni orang yang menjadi sumber utama berita bohong itu. Namun sebaliknya, dari berita bohong itu kalau dicermati dengan baik, maka kita dapat membedakan siapa yang munafik dan siapa mukmin sejati.
Jika sudah begini, selagi kita masih hidup di dunia marilah kita membentengi diri masing-masing. Hindari untuk turut menyebarkan berita bohong ketika hal itu mampir. Baik melalui bisikan-bisikan, tulisan maupun melalui sosial media yang belakangan ini berseliwaran. Karena semua itu nanti akan dipertanggungjawabkan di Mahkamah Maha Agung Allah SWT.
Di akhir tulisan relative singkat ini ada baik kita menyimak QS Surat Almaidah 105 yang menyebutkan;
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu! Orang yang sesat itu tidak akan memberimu mudarat apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, lalu Dia akan menerangkan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan”.
AFWAN
WASSALAM