Rabu, November 12, 2025
Google search engine
BerandaHeadlineFestival Pasar Terapung Lok Baintan 2025 Libatkan 500 Perahu Tradisional

Festival Pasar Terapung Lok Baintan 2025 Libatkan 500 Perahu Tradisional

Link, Martapura – Berlabel tradisional, namun hingga kini keberadaan aktivitas perdagangan diatas perahu tradisional di Pasar Terapung Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar tetaplah lestari. Lebih dari itu saban tahun aktifitas perdagangan warisan leluhur tersebut digelar festival.

Sebanyak lima ratus jukung (perahu tradisional) memenuhi Sungai Martapura pada pelaksanaan Festival Pasar Terapung Lok Baintan 2025 di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Minggu (9/11/2025) pagi.

Festival tahunan yang digelar Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) ini dibuka dengan pemutaran tanggui dan pelepasan kembang api asap. Kegiatan resmi dibuka Bupati Banjar H Saidi Mansyur, diwakili Pj Sekda H Ikhwansyah dan turut dihadiri unsur Forkopimda, para kepala SKPD, camat, pambakal, tokoh masyarakat dan tamu undangan.

Ikhwansyah menambahkan, pengakuan tersebut menegaskan bahwa tradisi jual beli di atas perahu tradisional bukan hanya milik masyarakat Banjar, tetapi juga warisan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

Sementara Kepala Disbudporapar Banjar H Irwan Jaya mengatakan antusiasme masyarakat setiap tahun menunjukkan bahwa pasar terapung memiliki nilai historis dan daya tarik wisata yang kuat. Ia menyebut pasar terapung bukan sekadar atraksi wisata, tetapi ekosistem ekonomi budaya yang harus terus dilestarikan.

Dirinya merinci sejumlah kegiatan digelar seperti lomba formasi jukung banjar, balap jukung baanam, kuliner terapung, jukung hias tradisional, balap jukung acil Lok Baintan, pentas seni dan budaya panggung terapung, fotografi hingga videografi menjadi bukti kreativitas masyarakat dalam menjaga identitas budaya daerah.

“Selama dua hari pelaksanaan, jumlah pengunjung meningkat menjadi tiga hingga lima ribu orang berdasarkan sirkulasi perahu yang datang,” jelasnya.

Ia berharap pelestarian pasar terapung terus dilakukan melalui penyelenggaraan festival dan menjaga sistem transaksi manual atau barter sebagai ciri khas budaya sungai. Festival ini cukup menarik, para pedagang sebagian besar ibu-ibu menggunakan busana sasirangan, menawarkan hasil kebun, sayur-mayur, buah-buahan, kue tradisional hingga produk kerajinan. (wahyu)

BERITA TERKAIT

BERITA TERBARU