Link, Banjarbaru – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi (BMKG Staklim) Kelas I Kalsel di Banjarbaru merilis informasi terbaru terkait Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Dasarian II November 2025, serta Prediksi Curah Hujan Dasarian III November 2025 untuk wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
Kepala Staklim Kalsel, Klaus Johannes Apoh Damanik menjelaskan, berdasarkan hasil pemutakhiran data, BMKG mencatat bahwa pada Dasarian II November 2025 sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan mengalami curah hujan kategori Menengah, yaitu mencakup sekitar 80,6% wilayah.
Selain itu, terdapat 10,3% wilayah yang mengalami curah hujan kategori Tinggi, sementara 9,1% wilayah lainnya berada pada kategori Rendah.
Prakirawan BMKG menjelaskan bahwa kondisi ini masih sejalan dengan pola hujan transisi menjelang puncak musim hujan di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan.
Untuk analisis sifat hujan pada Dasarian II November 2025, BMKG mencatat bahwa 41,5% wilayah Kalimantan Selatan berada pada kondisi Atas Normal (AN).
Sebanyak 34,4% wilayah berada pada kondisi Normal (N), sementara 24,1% wilayah berada pada kondisi Bawah Normal (BN).
“Pola ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pembentukan awan hujan di beberapa wilayah yang berada di atas kondisi klimatologis normalnya,” ujar prakirawan BMKG Staklim Kelas I Kalsel.
Sedangkan Prediksi Curah Hujan Dasarian III November 2025, Mayoritas Berada di Kisaran 50–100 mm, berdasarkan perkembangan tanggal 20 November 2025 kemudian disampaikan pada peta prediksi curah hujan Dasarian III November 2025.
BMKG Staklim Kelas I Kalsel memperkirakan bahwa sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan akan mengalami curah hujan antara 75–100 mm dengan peluang 10–40%.
Selain itu, terdapat pula wilayah yang diprediksi mengalami curah hujan 50–75 mm dengan peluang lebih tinggi, yaitu 40–60%.
Wilayah yang berpotensi mendapatkan curah hujan lebih intens, yakni 100–150 mm dengan peluang 30–40%, berada di Kabupaten Tanah Laut bagian barat.
“Prediksi ini perlu menjadi perhatian berbagai pihak, terutama mengingat wilayah tertentu berpotensi menerima curah hujan lebih tinggi dari rata-rata. Koordinasi dan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem tetap perlu ditingkatkan,” tambah prakirawan BMKG.
BMKG mengimbau masyarakat, pemerintah daerah, serta pihak terkait untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca terkini. Kondisi curah hujan yang bervariasi pada November ini dinilai dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari maupun sektor terdampak lainnya, seperti pertanian, kelautan, dan transportasi. (tri)

