Jumat, Desember 12, 2025
Google search engine
BerandaHeadlinePeringati Hari Prematur Sedunia, RSD Idaman Bersama IBI Gelar Pembinaan 

Peringati Hari Prematur Sedunia, RSD Idaman Bersama IBI Gelar Pembinaan 

Link, Banjarbaru – Dalam rangka memperingati Hari Prematur Sedunia 2025, Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Banjarbaru menggelar kegiatan Pembinaan Jejaring Rujukan Tempat Praktik Bidan Mandiri (TPMB), Sabtu (22/11/2025) di Aula Besar Lantai 4 RSD Idaman.

Kegiatan ini mengusung tema “Upaya Memberikan Bayi Prematur Awal yang Kuat untuk Masa Depan yang Lebih Cerah” dan menghadirkan materi seputar peningkatan layanan maternal-perinatal, stabilisasi neonatus, hingga kebijakan terbaru praktik bidan mandiri dan pembinaan Bidan Delima.

Direktur RSD Idaman Banjarbaru, dr. Danny Indrawardhana, menegaskan bahwa kolaborasi yang kuat antara rumah sakit, UPBD Provinsi Kalsel, dan para bidan di lapangan menjadi kunci menekan angka komplikasi dan kematian pada bayi prematur.

“Bayi prematur membutuhkan penanganan cepat, tepat, dan berkesinambungan. Jejaring rujukan yang terintegrasi hingga ke bidan mandiri sangat penting agar setiap bayi yang lahir dengan risiko tinggi mendapat stabilisasi awal yang benar sebelum dibawa ke fasilitas rujukan,” ujarnya.

Menurut dr. Danny, masih sering ditemui kasus keterlambatan penanganan karena kurangnya koordinasi, minimnya informasi awal kondisi pasien, atau ketidaksiapan fasilitas awal sebelum rujukan.

“Kalau kita bergerak bersama sejak lini paling depan, yaitu bidan TPMB, maka peluang keselamatan bayi prematur akan jauh lebih tinggi. Inilah komitmen kami di RSD Idaman,” tambahnya.

Acara dibuka oleh dr. Indra Wijaya Himawan SpA(K) dan Kabid Pelayanan RSD Idaman dr. Siti Ningsih. Materi disampaikan bergantian oleh para dokter spesialis dan pengelola layanan perinatal, meliputi, Peran bidan dalam layanan maternal–perinatal, tata laksana stabilisasi neonatus sebelum rujukan, dan kebijakan terbaru praktik bidan mandiri dan pembinaan Bidan Delima.

Suasana berlangsung aktif melalui sesi diskusi dan tanya jawab, diikuti puluhan bidan TPMB dari Banjarbaru dan sekitarnya.

dr. Danny berharap kegiatan ini menjadi titik awal penguatan koordinasi lintas fasilitas kesehatan.

“Kami ingin membangun budaya kolaborasi, bukan hanya koordinasi administratif. Targetnya satu: memberi awal kehidupan terbaik bagi bayi prematur di Banjarbaru,” tegasnya.

RSD Idaman berencana menjadwalkan pembinaan lanjutan dan evaluasi sistem rujukan berbasis digital untuk mempercepat alur komunikasi kasus-kasus kegawatdaruratan neonatus.

“Bayi prematur adalah pejuang kecil. Tugas kita adalah memastikan mereka mendapat kesempatan hidup yang layak. Kalau jejaring ini solid, masa depan mereka pasti lebih cerah,” tutup dr. Danny. (wahyu)

BERITA TERKAIT

BERITA TERBARU